Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dendam atau Cinta?

27 Juni 2024   02:46 Diperbarui: 27 Juni 2024   16:03 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Aku terlalu menyepelekan peringatan-peringatan Mischa. Manusia giat berusaha, tapi jodoh memang di tangan Allah Swt.

Kutatap sedih layar komputerku. Tak pernah lagi ada e-mail atau pun kontak apa pun dari Mischa. Pujaan hati yang ditunggu tak kunjung datang. Entah apa salahku hingga mengalami siksaan hati seperti ini?

Hal yang paling menyakitkan tak ada kata perpisahan sepatah kata pun. Bukankah diabaikan itu jauh lebih menyakitkan? Hanya cicak di dinding yang menemani isak tangisku di malam yang panjang tak bertepi.

Dendam ini mengalir di seluruh pembuluh darahku. Meracuni hatiku hingga menggelap. Menciptakan halusinasi bagaikan sel-sel kanker yang menggila. Adakah perempuan lain di hati Mischa hingga ia melupakanku begitu saja? Maka, kukerahkan kemampuan detektifku dan mengintai keberadaan si perempuan lain. Ternyata dugaanku benar. Ada perempuan lain yang sedang dekat dengan Mischa.

Sumber gambar: pixabay.com.
Sumber gambar: pixabay.com.

Mengapa Nguyen Vin Linh, gadis Vietnam itu harus merebut kekasihku? Harus kuakui gadis itu begitu belia dan cantik. Sudut matanya meruncing ke atas persis seperti kucing. Wajah oriental memang sangat disukai Mischa. Memakai gaun Vietnam, Linh tampak memukau. Siluet tubuhnya yang ramping tampak serasi berbaur dengan alam.

Untuk menyelidiki Linh, aku pun membujuk sahabatku, Jean, mantan pasukan khusus Prancis, via video call. Ketika perang cinta, tak ada salahnya untuk memohon bantuan pada mahaguru cinta. Jean yang berusia setengah baya ini luar biasa rupawan di masa mudanya. Pria flamboyan ini seorang homme fatale (penakluk hati perempuan). Ia canggih dalam perang baik perang militer maupun perang cinta! Berlebihan, ya? Hingga menurunkan kuda perang Prancis untuk menghadapi gadis Vietnam yang jelita. Tapi, tak ada yang berlebihan untuk perjuangan cinta! Jangan pernah menganggap enteng musuh cinta!

"Kau mengaku sahabatku. Masa kau tak mau menolongku? Berpura-puralah tertarik pada gadis Vietnam itu. Selidiki.hubungannya dengan Mischa," pintaku. Kedua mataku pun diredupkan agar terlihat sesedih mungkin. Jika diperlukan, aktingku bisa menyerupai kerlingan sedih Vivian Leigh dalam Gone with the Wind.

"HAHAHA. Kau ini ingin main detektif. Lupakan saja Mischa, pria tak tahu diri itu. Kau ini seharusnya menikah dengan pria Indonesia. Tak cocok dirimu yang menganggap hubungan cinta itu begitu serius. Kami pria Eropa lebih mementingkan hidup dibandingkan cinta. Hanya sakit hati dan penantian sia-sia yang akan kau peroleh jika kau bersikeras mempertahankan hubungan dengan pria itu," tegas Jean. "Apalagi darah yang mengalir di kekasihmu. Ya Tuhan, seleramu benar-benar unik! Aku tak bisa mempercayainya. Mischa pria yang sedingin es, jauh berbeda dengan pria Prancis yang sehangat wine."

"Jean...tolonglah...S'il vout plait..." seruku mengiba. Tak lupa kupasang raut wajah sesendu mungkin. Rasanya, piala Oscar sudah di depan mata.

Jean menghela napas. "Ma chere amie (sayangku), aku akan melakukannya. Khusus untukmu, aku akan jadi James Bond. Tapi jangan menangis jika hasilnya tak sesuai dengan yang kau harapkan. Tak ada pria yang berharga untuk kau tangisi. Jika kau patah hati, aku akan selalu ada untukmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun