Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Studi Kasus Selingkuh

1 Juni 2024   09:39 Diperbarui: 1 Juni 2024   09:44 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Disclaimer: Artikel ini tidak bermaksud untuk mendorong terjadinya perselingkuhan.  Segera berkonsultasi dengan psikolog/konselor jika berkeinginan untuk selingkuh. Pengarang artikel ini mohon dibebaskan dari segala tuntutan hukum (Pasal ITE) dan tuntutan hati karena topik perselingkuhan memang panas. Sepanas cinta yang membara. Yang tak kuat hati dan jantung, jangan membaca karena pembahasan mengenai perselingkuhan di artikel ini out of the box. Artikel ini request dari Billy Steven Kaitjily, sahabat baruku di Kompasiana yang penasaran dengan pandanganku sebagai perempuan. Padahal pendapatku ini tak mewakili mayoritas perempuan... Jika ada kalimat yang menyinggung perasaan siapa pun, tolong dimaafkan dan anggaplah artikel ini sebagai latihan untuk kekuatan jantung. =)

Semasa kita masih bernapas, mengapa tak menciptakan kebahagiaan? Mengapa sering mencari kesalahan? Tak akan pernah ada pasangan yang sempurna. Manusia sempurna karena tidak sempurna.

Dulu semasa kerja praktek (KP) di pabrik pupuk, aku dan peserta lain diminta mengangkat tangan kanan oleh Pembina KP. "Ikuti perkataan saya! Demi Allah Swt, saya bersumpah untuk menaati peraturan dan tak selingkuh dengan staff perusahaan selama KP di sini."

Kami pun mengulangi kalimat Sang Pembina dengan wajah cengar-cengir. Sang Pembina menceritakan sumpah ini harus dilakukan karena baru minggu lalu seorang direktur dilabrak mantan istri. Ia berselingkuh dengan seorang mahasiswi yang KP di sini. Bahkan, sang direktur yang berusia setengah baya menceraikan istrinya dan menikah dengan sang mahasiswi. Sang mantan istri pun mengamuk di kantor perusahaan dan menuduh semua staff bersekongkol menutupi perselingkuhan suaminya. Tega banget sih kalian menutupi perselingkuhan suami saya! Kalian membela suami saya dan si pelakor? Jadi bawahan memang serba salah.

Dalam artikel ini perselingkuhan akan dihadirkan dalam studi kasus agar lebih mudah dianalisis. Semoga tidak dianggap ghibah, tapi bertujuan untuk memahami motif perselingkuhan dan kiat bagaimana menghindari terjadinya perselingkuhan semaksimal mungkin. Semua nama disamarkan untuk menjaga privacy dan tak bermaksud menyindir siapa pun.

Studi Kasus 1: Perselingkuhan Suami akibat Motif Ekonomi.


Rio (49 tahun) menikah dengan Ida (49 tahun) dan dikaruniai 2 orang anak. Karena pekerjaan, ia tinggal terpisah dengan sang istri. Sudah 8 tahun ia tak pernah pulang kampung dengan alasan pekerjaannya sangat sibuk. Padahal ia tak ingin pulang karena menghindari keributan dengan sang istri yang temparemental, terutama menyangkut masalah uang.

"Sudah 2 hari hanya minum air. Mataku bergaris-garis. Sekarang ada 3 garis. Laparnya... Kemarin aku pingsan saat bertugas. Seluruh gaji dipegang istri. Tak ada sepeser pun uang. Aku malas minta pada istri. Baru satu patah kata aku berucap, ia sudah membalas ribuan kata. Tak tahan aku. Sudah dimarahi, uang pun tak dapat. Sementara ini, aku belum dapat honor sampingan. Teman-temanku juga sedang tongpes. Tak ada yang meminjamkan."( -- Rio).

Ida, istri Rio, kurang memahami kesulitan suami yang bekerja di luar pulau. Mungkin Ida takut jika Rio diberi uang, Rio akan memakai uang itu untuk pacaran. Sesalah apa pun Rio yang suka tebar pesona, tapi Ida juga sebaiknya mengingat dalam gaji yang ATM-nya dikuasainya tersebut, ada hak suami untuk makan (hak azasi manusia untuk hidup). Dalam hubungan pernikahan, terlampau curiga dan cemburu itu racun. Semakin istri cemburu, sang suami suka sengaja melakukannya (memanas-manasi).

Yang jelas, sebagai istri, tetap saja tak baik menyiksa suami dengan menguasai gaji 100%. Walaupun sang suami ada kerja sampingan, honornya tak stabil. Tidak hanya cinta, komunikasi yang baik sangat penting dalam rumah tangga. Istri harus berhati-hati jika suami mulai tidak mau berkomunikasi dan terbuka ketika menghadapi kesulitan. Apalagi jika suami sudah mulai mencurahkan hati pada keluarga atau pun sahabatnya.

Introspeksi harus dilakukan oleh kedua pihak, baik Rio maupun Ida. Masalahnya, Ida terlampau cinta pada Rio. Batas cinta dengan benci hanya selembar benang. Tanpa Ida sadari, ia sangat benci dan menyiksa Rio dengan tidak membaginya uang untuk makan. Jadi, salahkan siapa? Salahkan obsesi. Kita itu jangan mencintai seseorang dengan berlebihan (terobsesi) sehingga ketika kecewa, kita akan membencinya dengan berlebihan pula. Obsesi itu sebenarnya bukan cinta. Jika sungguh-sungguh cinta, tentu berusaha memahami dan membahagiakan pasangan. Dalam rumah tangga, penting sekali menciptakan rasa nyaman sehingga merupakan satu tim yang kompak. Jika hubungan pasangan erat, tak akan ada celah untuk perempuan lain.

"Mata diciptakan untuk memandang. Aku kan senang menatap perempuan cantik. Tak apalah selingkuh karena istriku tak mencintaiku lagi. Ia ingin aku mati kelaparan. Pacarku lebih memperhatikan kebutuhanku." (-Kak Rio).

Jika Rio yang keren ini larak-lirik perempuan lain. Abaikan saja! Semakin istrinya mengekang, Rio akan semakin melenggang karena pria itu keras kepala.

"Aku ingin merampok. Rasa lapar ini tak tertahankan." (-Rio).

Sikap istri Rio yang terlampau pelit itu membuat Rio putus asa dan berniat merampok. Walaupun baru niat, tapi kan mengejutkan. Masa cuma karena istri pelit, sang suami jadi perampok?

"Aku sakit demam berdarah. Jangankan untuk berobat, untuk makan sesuap nasi saja tak ada uang sesen pun." (-Rio).

Komunikasi antara pasangan itu sangat penting. Saat Rio masuk rumah sakit (ketika itu belum ada BPJS), ia tak mau memberitahu sakitnya pada sang istri, apalagi meminta tolong transfer. Sekarang mereka sudah hidup bersama lagi, tapi tetap saja Rio mengeluh tak bahagia karena sang istri semakin galak seperti singa. Padahal sang istri tak perlu terus berburuk sangka karena Rio tak pernah berniat menceraikannya. Ia sangat mencintai dan memikirkan anaknya.  Semoga saja mereka berdua bisa menemukan kebahagiaan.

Kesimpulan Studi Kasus 1:
Kekurangan suami: tebar pesona, menghindari masalah, dan mengabaikan sang istri.
Kekurangan istri: paranoid, pelit, keras kepala, dan dominan.
Kelebihan pasangan pasangan suami istri: keduanya tetap mempertahankan pernikahan walaupun cekcok.
Solusi: komunikasi.

Studi kasus 2: Perselingkuhan Istri akibat Motif Ekonomi.


Perselingkuhan dari pihak istri memang jarang terjadi. Ketika pemerintahan Sadam Hussein baru saja runtuh, banyak pengungsi Irak yang berdatangan ke Indonesia. Ada pasangan suami istri bernama Ali (30 tahun) dan Nia (32 tahun) yang mengontrak di rumah Bu Haya. Sang suami ialah pengungsi orang suku Khurdi (Irak) yang dijamin UNHCR. Sementara Nia ialah orang Indonesia. Selama 2 tahun mereka hidup tenang di rumah kontrakan walaupun banyak isu beredar di kalangan tetangga. Tetangga menganggap ikatan pernikahan dengan pengungsi itu tak sah karena siri (secara agama), maka mereka terpaksa berurusan dengan polisi imigrasi dan harus pindah ke tempat lain.

Setelah setahun tak pernah lagi berkomunikasi dengan pasangan pengungsi itu, Bu Haya bertemu lagi dengan Nia di Kota Bandung. Alangkah terkejutnya Bu Haya karena Nia sedang bersama suami sah (orang Indonesia) dan anak laki-lakinya yang masih berusia 5 tahun. Mereka pun bercakap-cakap. Dan Bu Haya tak sampai hati menyinggung bahwa Nia pernah menikah siri dengan seorang pengungsi.

Sulit untuk menebak pasti alasan Nia hingga berani berselingkuh. Mungkin saat itu rumah tangga Nia sedang pecah dan ia ingin membina rumah tangga baru dengan si pengungsi. Tapi pengungsi yang belum memiliki kewarganegaraan, akan susah mensahkan pernikahan, apalagi Nia sebenarnya masih terikat pernikahan. Oleh karena itu, Nia pun kembali lagi ke suami sahnya.

Yang mengibakan hati, beberapa teman Ali mengunjungi Bu Haya. Mereka pun bercerita bahwa Ali sekarang menjadi warga negara Swedia. Ali sangat kecewa dengan Nia yang tak pernah memberitahu status pernikahannya dan Ali memutuskan tak akan menikah lagi seumur hidup. Cinta memang membawa penderitaan.

Dalam hal ini siapa yang salah? Entahlah. Cinta datang pada waktu dan situasi yang salah. Semuanya salah. Ali tidak bisa menawarkan ikatan pernikahan yang sah karena saat itu ia belum memiliki kewarganegaraan. Nia menyembunyikan status pernikahan sahnya dan mengaku masih lajang. Suami Nia tak pernah mencari Nia yang dua tahun menghilang dari dirinya. Mungkin saja Nia tertarik dengan Ali karena Ali memiliki simpanan emas yang dibawanya saat melarikan diri dari negaranya. Nia melakukan hal ekstrim itu untuk biaya membesarkan anak. Semua orang memiliki motif tersendiri. Dan kita tak bisa menghakimi karena kita tidak mengetahui latar belakang pelaku perselingkuhan. Apakah memang Nia terpaksa selingkuh demi mencukupi kebutuhan anak? Atau, memang ia berselingkuh karena cinta? Wajah Ali memang sangat tampan dengan mata biru langit. Perilaku Ali pun sangat sopan. Hanya hati si pelaku perselingkuhan yang bisa menjawabnya.

Kesimpulan Studi Kasus 2:
Kekurangan suami sah: tidak kuat secara ekonomi, kurang perhatian pada istri, dan mengabaikan istri (tidak mencari istri ketika istri menghilang).
Kekurangan istri: mudah putus asa, berbohong.
Kelebihan pasangan suami istri: keduanya membina lagi hubungan pernikahan yang sempat renggang.
Solusi: perkuat ekonomi keluarga dan komunikasi.

Studi kasus 3: Perselingkuhan Suami dengan Gadis Muda Akibat Motif Cinta 


Bu Dira (50 tahun) merupakan perempuan berusia setengah baya yang tak pernah menjaga penampilannya walaupun suaminya, Pak Dira (70 tahun) kaya raya. Kepala Bu Dira sering menyembul dari bawah parit. Kedua tangannya menggenggam sampah daun. Hobby Bu Dira memang berkebun dan beternak ikan.

"Hey, mengapa kau santai sekali berjalan kaki? Kau pengangguran?"(-Bu Dira.)

"Aku tak mau bergaul dengan tetangga sekitar. Masa ada yang mau menjodohkan anak laki-lakiku yang mahasiswa dengan gadis desa?" (-Bu Dira).

Pernikahan Pak dan Bu Dira dikarunia 3 anak yang hampir dewasa. Walaupun pernikahannya dengan Bu Dira tampak tenteram dari luar, Pak Dira memiliki istri muda, Iis, yang rumahnya sangat dekat dengan rumah sang istri pertama. Bahkan, mereka sudah memiliki 3 anak kecil.

Penampilan Pak Dira sangat perlente dengan pakaian batiknya. Ia pun sangat ramah dan berwibawa. Ia tak pernah merasa tua.

Berdasarkan keterangan Bu Lia (nama samaran), sang penjual gorengan yang berbakat menjadi agen FBI, Bu Dira ini trauma dengan perempuan yang lebih muda sehingga ia sangat jutek dan selalu psranoid bahwa semua perempuan yang lebih muda dari dirinya berpotensi menjadi pelakor. Awalnya, Pak Dira itu berselingkuh dengan Iis, tetangganya yang lebih muda sekitar 40 tahun. Bahkan, saat Bu Dira ngamuk dan menyerang sang selingkuhan, semua tetangga sekitar menonton. Tak ada tetangga yang membela Bu Dira karena si selingkuhan masih keluarga mereka. Akhirnya, Pak Dira menikahi Iis. Dibelikanlah sang istri muda yang cantik itu rumah dan kebun durian yang luas (lebih luas dari rumah yang ditinggali Bu Dira). Bu Dira pun hampir setiap hari mengasuh anak dari sang istri muda. Ia sering mendorong stroller anak dari saingan cintanya. Ia menyebut anak tersebut cucunya. Ia menderita tekanan darah tinggi dan tampak tak berbahagia dengan situasi pernikahannya walaupun hidup berkecukupan.

Kesimpulan Studi Kasus 3:
Kekurangan suami: menderita Syndrome pria tua yang jatuh cinta pada perempuan muda yang cantik dan polos. Dengan istri berusia muda, pria tua ingin merasa dirinya itu tak terlampau tua. Tak ada yang bisa dilakukan dengan syndrome berbahaya ini. (Bagaimana sih perasaan kita yang merasa sayang dan gemas jika melihat anak kucing yang imut dan nakal? Seperti itulah Syndrome pria tua.)
Kekurangan istri: tak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar (terlampau tinggi hati dan jutek), sementara sang suami pandai bergaul dan luwes.
Kelebihan pasangan suami istri: tetap mempertahankan keluarga walaupun sang istri pertama tertekan dan berpura-pura bahagia.
Solusi: sang istri pertama sebaiknya belajar mencintai diri sendiri sehingga ia tak melimpahkan kemarahannya pada perempuan lain yang tak tersangkut apa pun dengan rumah tangganya. Lagipula, menjaga hati itu penting agar darah tinggi tak kumat. Istri pertama juga sebaiknya lebih memperhatikan penampilannya yang kurang rapi untuk meningkatkan rasa percaya diri. Tak perlu glamor, asalkan enak dipandang. Karena sang suami sudah menikah dengan selingkuhannya dan memiliki 3 anak, sang istri pertama sulit untuk mengeluh jika suami sudah berusaha untuk bersikap adil. Hanya ketabahan hati yang akan membuat pernikahan tetap bahagia, walaupun ada saingan cinta. Sang suami sebaiknya belajar tenggang rasa bahwa setua apa pun perempuan, tetap saja ia ingin diprioritaskan dan dimanja. Hehehe.

Studi kasus 4: Perselingkuhan Suami Playboy Akibat Motif Cinta


Linda (28 tahun), gadis cantik yang sangat mencintai suaminya, Dani (32 tahun). Mereka dikaruniai 2 anak yang imut. Tapi, cinta mereka bagaikan jungkat-jangkit. Cinta Linda pada Dani merupakan cinta yang terlampau tulus. Sementara, Dani, si playboy yang saat itu pengangguran, sering menyakiti hati istrinya dengan bergonta-ganti pacar. Walaupun Linda sakit jantung, ia mencukupi kebutuhan rumah tangganya dengan bekerja di garmen. Di tempat kerja itu pun, Linda memperoleh seorang pengagum yang ingin membahagiakan dirinya karena ia tahu suami Linda sering menyakiti hati Linda. Walaupun pengagum itu meminta Linda untuk bercerai dan menikah dengan dirinya, Linda tetap lebih memilih untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Dani. Tapi harga yang harus dibayar Linda sangat mahal. Yaitu, nyawa.

"Linda, mengapa kau mempertahankan suamimu? Ia main perempuan terus. Bahkan, ringan tangan padamu dan juga orangtuamu," ujar Tia, sahabatnya Linda.

"Ah, bagaimana, ya? Aku tak bisa berhenti mencintainya. Kau tak mengerti perasaanku," jawab Linda dengan senyum melankolis dan mata menerawang.

 "Sudah. Nikah saja lagi dengan pria lain. Patah satu hilang berganti. Kau kan cantik dan baik hati. Mudah cari jodoh."

"Gak mau. Aku sudah cinta mati. Titik."

Tia selalu menyesali Alm Linda yang meninggal muda. Alm Linda terkejut saat suaminya pulang saat malam hari sehingga penyakit jantungnya kambuh. Saat itu pun sang suami memiliki perempuan idaman lain. Tia tak bisa mengerti mengapa Alm Linda begitu pasrah disiksa oleh cinta. Ah, cinta memang rumit!

Kesimpulan Studi Kasus 4:
Kekurangan suami: status pengangguran membuat sang suami pemarah dan rumah tangga pun menjadi tak bahagia. Suami pengangguran cenderung menyiksa. Bahkan, main perempuan untuk meningkatkan harga dirinya.
Kekurangan istri: terlalu lembut dan pasrah menjadi korban cinta, kurang mencintai diri sendiri (self-love).
Kelebihan pasangan suami istri: tetap mempertahankan rumah tangga walaupun hubungannya toksik.
Solusi: perkuat ekonomi keluarga. Jika suami sulit mencari kerja, sebaiknya sarankan saja agar berjualan kecil-kecilan seperti membuka warung atau pun menjual pulsa sembari tetap mencari kerja. Hal ini untuk menjaga harga diri sang suami. Bagi sang istri, belajar untuk lebih mencintai diri sendiri, percaya diri, dan mengembangkan diri. Jika kita kurang menghargai diri sendiri, suami pun tak segan menginjak kita. Jika kepribadian kita kuat (bukan dominan), suami akan berpikir sejuta kali untuk berani menyiksa kita. Maksud kepribadian kuat ialah tak membiarkan suami melakukan KDRT dan berani mengambil sikap.

Studi kasus 5: Perselingkuhan Suami dengan Femme Fatale Akibat Motif Cinta

"Sungguh tega Vina melakukan hal ini pada saya. Setelah karir saya sebagai Asda hancur, pernikahan saya runtuh, harta saya pun habis untuk dirinya, Vina malah pacaran dengan pria lain yang jauh lebih mapan," isak Toni. Air matanya jatuh bercucuran.

Awalnya, Toni pria yang baik hati dan mencintai keluarganya. Tapi pria baik dan lurus pun bisa hancur berkeping-keping karena cinta.

Femme fatale merupakan perempuan yang memiliki banyak daya tarik sehingga pria mudah terpikat. Toni (40 tahun) terpikat pada Vina (30 tahun) yang cantik, seksi, dan ramah. Vina sahabatnya istri Toni. Walaupun Toni berani meninggalkan segalanya, Vina tak sungguh-sungguh cinta. Begitu Toni tak memiliki harta dan karirnya hancur, Vina pun menjalin kasih dengan pria lain yang jauh lebih mapan. Motif Vina sebagai pelakor ialah motif ekonomi, yaitu menjadi perempuan kaya raya. Karakter asli Vina itu dingin. Cinta bukanlah segalanya baginya. Tapi materi. Tentu saja tak semua femme fatale berkarakter seperti Vina yang menghalalkan segala cara untuk meraih materi. Karakter Vina tak memiliki empati sehingga jangan heran jika ia berani merusak rumah tangga sahabatnya sendiri.

"Jangan selingkuh! Walaupun selingkuh berkali-kali itu cara cepat untuk menjadi kaya raya. Tapi kebahagiaan yang didirikan dengan mengorbankan kebahagiaan orang banyak itu tak baik. Konsekuensinya, karma."

Kesimpulan Studi Kasus 5:
Kekurangan suami: jatuh cinta pada femme fatale seperti sambaran petir. Lupa akan segalanya.
Kekurangan istri: kurang waspada dengan hadirnya femme fatale. Tipe istri yang monoton, sementara femme fatale menghadirkan adrenalin yang berpacu cepat.
Kelebihan pasangan suami istri: jika sang istri tipe yang sabar dan menunggu hingga badai cinta itu mereda, maka pernikahan akan aman.
Solusi: sebaiknya sang istri tidak terprovokasi dengan femme fatale. Tetap tenang menghadapi suami yang jatuh cinta setengah mati dengan perempuan lain. Istri tidak boleh monoton dalam mengarungi rumah tangga. Harus ada kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan untuk suami sehingga suami tak merasa rumah tangga itu beban dan rutinitas. Adakan waktu berdua saja tanpa anak untuk saat tertentu.

Cara menghadapi suami yang berselingkuh dengan femme fatale memang rumit karena femme fatale sangat mengerti bagaimana menggunakan daya tariknya. Sebenarnya, waktulah yang akan menjawab. Sang suami akan sadar dan kembali ke istri setelah semuanya hancur. Tapi apakah istri akan bersedia menerima sang suami? Mungkin ya, jika sang istri luar biasa mencintai suaminya dan bersedia memaafkan. Mungkin tidak, jika sang istri merasa harga dirinya rusak.

Studi kasus 6: Perselingkuhan Suami Akibat Motif Cinta Lama Bersemi Kembali

Dimas (50 tahun) menceraikan Sani, istrinya (46 tahun) begitu saja karena terpikat dengan Ika (50 tahun), teman SMU-nya. Saat reuni, cinta lama pun bersemi kembali seperti bunga mawar merah yang merekah indah.

Selingkuh dengan teman lama biasanya berlanjut ke hubungan yang serius dan mendalam. Bersama teman sekolah, segala kenangan manis akan kembali terbayang di pelupuk mata. Dimas tak peduli lagi dengan Sani yang mendampinginya meniti karir. Sikap Ika jauh lebih menyenangkan. Ika lebih memahami Dimas. Ada dunia ceria sendiri milik Dimas dan Ika, yang Sani tak bisa masuk dan menjangkau Dimas. Tentu tak selamanya reunian berakhir dengan perselingkuhan.

Kesimpulan Studi Kasus 6:
Kekurangan suami: tak bisa lepas dari masa lampau.
Kekurangan istri: tak bisa menjadi teman yang memberikan kenyamanan pada suami.
Kelebihan pasangan suami istri: tetap ada rasa saling membutuhkan.
Solusi: sebaiknya, istri mendekati dan berteman baik dengan teman lama suami sehingga teman lama tersebut tak melanggar batas hubungan.

Studi kasus 7: Perselingkuhan Istri Akibat Motif Kekuasaan

Tzarina Katarina Yang Agung, Ratu Rusia, berselingkuh dari Tzar Peter, suaminya yang abnormal. Semasa bayi, Tzar Peter pernah terjatuh ke lantai. Mungkin ada gangguan di otaknya akibat benturan tersebut sehingga semasa dewasa, ia berkarakter keji.

Tzarina pun berselingkuh dengan para petinggi militer untuk menyelamatkan nyawanya dan merebut takhta kerajaan dari suaminya yang haus darah. Apakah rakyat Rusia menghujat sang Tzarina? Jawabannya, tidak. Tzarina terpaksa melakukan hal tersebut karena tak ada jalan lain untuk membentuk kekuatan menghadapi suaminya. Dalam hal ini perselingkuhan merupakan strategi perang dengan motif kekuasaan. Pada satu titik, terkadang manusia harus mengambil keputusan terbaik dari hal-hal terburuk.

Kesimpulan Studi Kasus 7:
Kekurangan suami: tak waras dan kejam.
Kekurangan istri: selingkuh dengan beberapa pria.
Kelebihan pasangan suami istri: -.
Solusi: perpisahan merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan karena memiliki pasangan psikopat sungguh berbahaya. Psikopat tak bisa diterapi oleh dokter jiwa karena semakin diterapi, psikopat akan semakin lihay.
________
Semoga kita semua berbahagia dan dijauhkan dari segala kerumitan perselingkuhan. =)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun