Introspeksi harus dilakukan oleh kedua pihak, baik Rio maupun Ida. Masalahnya, Ida terlampau cinta pada Rio. Batas cinta dengan benci hanya selembar benang. Tanpa Ida sadari, ia sangat benci dan menyiksa Rio dengan tidak membaginya uang untuk makan. Jadi, salahkan siapa? Salahkan obsesi. Kita itu jangan mencintai seseorang dengan berlebihan (terobsesi) sehingga ketika kecewa, kita akan membencinya dengan berlebihan pula. Obsesi itu sebenarnya bukan cinta. Jika sungguh-sungguh cinta, tentu berusaha memahami dan membahagiakan pasangan. Dalam rumah tangga, penting sekali menciptakan rasa nyaman sehingga merupakan satu tim yang kompak. Jika hubungan pasangan erat, tak akan ada celah untuk perempuan lain.
"Mata diciptakan untuk memandang. Aku kan senang menatap perempuan cantik. Tak apalah selingkuh karena istriku tak mencintaiku lagi. Ia ingin aku mati kelaparan. Pacarku lebih memperhatikan kebutuhanku." (-Kak Rio).
Jika Rio yang keren ini larak-lirik perempuan lain. Abaikan saja! Semakin istrinya mengekang, Rio akan semakin melenggang karena pria itu keras kepala.
"Aku ingin merampok. Rasa lapar ini tak tertahankan." (-Rio).
Sikap istri Rio yang terlampau pelit itu membuat Rio putus asa dan berniat merampok. Walaupun baru niat, tapi kan mengejutkan. Masa cuma karena istri pelit, sang suami jadi perampok?
"Aku sakit demam berdarah. Jangankan untuk berobat, untuk makan sesuap nasi saja tak ada uang sesen pun." (-Rio).
Komunikasi antara pasangan itu sangat penting. Saat Rio masuk rumah sakit (ketika itu belum ada BPJS), ia tak mau memberitahu sakitnya pada sang istri, apalagi meminta tolong transfer. Sekarang mereka sudah hidup bersama lagi, tapi tetap saja Rio mengeluh tak bahagia karena sang istri semakin galak seperti singa. Padahal sang istri tak perlu terus berburuk sangka karena Rio tak pernah berniat menceraikannya. Ia sangat mencintai dan memikirkan anaknya. Â Semoga saja mereka berdua bisa menemukan kebahagiaan.
Kesimpulan Studi Kasus 1:
Kekurangan suami: tebar pesona, menghindari masalah, dan mengabaikan sang istri.
Kekurangan istri: paranoid, pelit, keras kepala, dan dominan.
Kelebihan pasangan pasangan suami istri: keduanya tetap mempertahankan pernikahan walaupun cekcok.
Solusi: komunikasi.
Studi kasus 2: Perselingkuhan Istri akibat Motif Ekonomi.
Perselingkuhan dari pihak istri memang jarang terjadi. Ketika pemerintahan Sadam Hussein baru saja runtuh, banyak pengungsi Irak yang berdatangan ke Indonesia. Ada pasangan suami istri bernama Ali (30 tahun) dan Nia (32 tahun) yang mengontrak di rumah Bu Haya. Sang suami ialah pengungsi orang suku Khurdi (Irak) yang dijamin UNHCR. Sementara Nia ialah orang Indonesia. Selama 2 tahun mereka hidup tenang di rumah kontrakan walaupun banyak isu beredar di kalangan tetangga. Tetangga menganggap ikatan pernikahan dengan pengungsi itu tak sah karena siri (secara agama), maka mereka terpaksa berurusan dengan polisi imigrasi dan harus pindah ke tempat lain.
Setelah setahun tak pernah lagi berkomunikasi dengan pasangan pengungsi itu, Bu Haya bertemu lagi dengan Nia di Kota Bandung. Alangkah terkejutnya Bu Haya karena Nia sedang bersama suami sah (orang Indonesia) dan anak laki-lakinya yang masih berusia 5 tahun. Mereka pun bercakap-cakap. Dan Bu Haya tak sampai hati menyinggung bahwa Nia pernah menikah siri dengan seorang pengungsi.