Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Harimau-Harimau" Karya Mochtar Lubis, Bunuhlah Lebih Dahulu Harimau dalam Hatimu Sendiri

31 Mei 2024   03:08 Diperbarui: 31 Mei 2024   04:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

1. The power of emak.
Bibi Buyung yang suka melempar sugi tembakau pada suaminya. Dan juga istri Siti Hasanah, istri Talib yang memarahi suaminya tak putus-putusnya seharian sedangkan Talib hanya diam saja.

2. Penggambarannya mengenai Wak Hitam (70 tahun) yang playboy memancing tawa, tapi ironis.
Wak Hitam merupakan guru sihir Wak Katok. Ia tinggal di huma di tengah hutan yang jauh dari Batu Putih, kampung asalnya. Ia berpenampilan serba hitam, berbini empat, dan kawin dengan lebih dari 100 perawan sehingga anaknya tersebar dan ia pun tak ingat anaknya ada di mana saja. Istrinya yang tercantik dan termuda ialah Siti Rubiyah. Walaupun demikian, pemuda-pemuda takut dengan Wak Hitam karena kabarnya ia kebal senjata, bersekutu dengan jin dan iblis, serta memelihara seekor harimau siluman.

3. Adegan ketika Pak Balam yang ditandu ditinggalkan sendiri oleh kawan-kawannya yang mengejar harimau. Pak Balam sudah mati ribuan kali karena ketakutan.

Novel ini juga mengisahkan fenomena sosial yang terjadi pada masa tersebut, yaitu main perempuan dan praktek sihir.

"Orang tua atau orang muda, kalau sudah melihat wanita cantik, lupa daratan." -- Sanip.

Mochtar Lubis dengan lugas menggambarkan sifat pria, tak peduli tua maupun muda, yang mudah tertarik dengan wanita cantik dan baik hati seperti Siti Rubiyah, tapi sayangnya ia istri Wak Hitam yang angker.

"Engkau masih terlalu muda, darah masih panas, nanti engkau buat tergila-gila padamu semua perempuan di kampung ini. Ilmu ini hanya untuk membela kehormatan lelaki, kalau kita dihina perempuan, atau jika enggak sungguh cinta dan hendak memperistri seorang perempuan. Akan tetapi, tak boleh engkau pakai untuk menggoda istri orang." -Wak Haji.

Buyung ingin sekali mempelajari ilmu pelet Wak Katok untuk memperoleh cinta Zaitun, teman masa kecilnya yang sifatnya jinak-jinak merpati. Buyung selalu ragu apakah Zaitun mencintai dirinya sebesar ia mencintai Zaitun. Ia sering mengintip Zaitun dan teman-temannya mandi di pancuran.

Penokohan rombongan pendamar di hutan raya yang terdiri atas 7 orang:
*Pak Haji Rakhmad (60 tahun) seorang mantan pengembara yang penyendiri. Ia pernah menjadi tukang kuda Sultan Johor, anggota sirkus, tukang masak kapal yang mengembara ke Shanghai, Tokyo, Bandar Manila, Penang, Rangoon, dan Kalkutta. Ia juga pernah mengembara ke Afrika dan bandar-bandar orang kulit putih. Tapi, setelah 19 tahun mengembara, ia kembali ke kampung halamannya dan lebih bahagia hidup sebagai pendamar seperti ayahnya. Pak Haji suka bercerita mengenai pengalamannya selama mengembara.  Prinsip hidupnya tak mau mengganggu dan tak mau diganggu.

*Wak Katok (50 tahun) seorang pemburu, ahli pencak silat dan ahli sihir yang memiliki penampilan seperti pria berumur 40 tahun dengan rambut hitam, kumis panjang hitam lebat, bibir penuh tebal, dan tubuh berotot. Ia merupakan pemimpin rombongan pendamar. Ia arogan, manipulatif, kejam, tapi sebenarnya ia berkarakter lemah dan penakut.

*Pak Balam (50 tahun) memiliki tubuh yang kurus. Ia pendiam, tak beranak, dan memiliki istri yang sakit-sakitan. Ia tipe follower dan tidak percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun