"Tentu, Karin. Karena kamu manis dan lembut sekali. Jauh berbeda dengan adikmu yang kasar! Apa kamu tahu, minggu lalu dia berani berdebat dengan Bu Tara."
"Aku tidak tahu sama sekali?"
"Aku kebetulan melewati ruang kelas IIA. Untung ya, kalian tidak sekelas. Agak bingung juga membedakan wajah kalian yang serupa seperti pinang dibelah dua, sama cantiknya. Tapi, karena karakter kalian jauh berbeda, masih bisa membedakan dari mimik. Kalau kamu selalu tersenyum manis, adikmu cemberut terus."
"Ah, kamu bisa saja. Jadi, mengapa Bu Tara memarahinya?"
"Buku tugas Bella penuh dengan tulisan yang menjelek-jelekkan kamu dan dia bahkan ingin membunuhmu."
"Masa? Tidak mungkin. Kamu pasti bohong!" Wajah Karin langsung pucat.
"Iya, benar. Aku berani sumpah! Bu Tara teriak-teriak memarahinya. Padahal Bella anak kesayangan Bu Tara karena dia jago Matematika. Baru kali ini aku mendengar Bu Tara marah besar! Aku rasa banyak siswa lain yang mendengarnya. Apalagi ada Maya, dia kan biang gosip di sekolah kita. Aku juga merasa heran. Kamu kakak kembarnya. Harusnya kalian dekat dan saling support. Sepertinya dia jealous denganmu!"
"Untuk apa dia jealous denganku? Kami kembar. Wajah kami serupa."
"Karena kamu cantik wajah dan hati. Banyak cowok yang ingin mendekatimu. Banyak yang merengek minta dicomblangin denganmu. Tapi, aku tolak. Aku takut salah. Lebih baik kamu memilih sendiri yang terbaik untukmu."
"Terimakasih, Risma. Kamu benar-benar mengerti sifatku. Aku suka sekali Andri. Sabtu besok  kami akan datang bersama ke pesta ultah Fani."
"Berarti Andri sudah menembakmu?"