Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Ilmu Seribu Gunung

26 Mei 2024   10:55 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:11 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Dua puluh tahun kemudian setelah meninggalnya Danang, Tia merasa ironis. Seperti dj vu, Tia menatap Ivonne, keponakannya yang sakit kanker hati stadium akhir. Sudah tidak ada harapan. Banyak selang dan alat bantu yang menyokong hidup Ivonne. Dokter membiarkan Ivonne untuk menyantap apa pun yang ia inginkan, termasuk es krim.

Ah, kemoterapi tak berhasil. Tak pernah Tia melihat Ivonne selemah ini. Mata yang suram dan melotot kesakitan. Tubuh Ivonne yang awalnya gemuk menjadi kurus. Tapi, senyum manis itu masih tertera di bibir yang melekuk halus. Keponakannya yang cantik berubah drastis dalam tempo setahun. Situasi yang menyayat hati tersebut membuat Tia menangis dan memeluk Ivonne.

"Tante Tia, terima kasih banyak telah datang. Ivonne minta maaf untuk segalanya."

"Tak perlu minta maaf, Von. Kau tak salah apa pun."

Pertemuan yang menyayat hati tersebut diurai oleh kedatangan Lana yang seperti badai. Dengan emosional, Lana menyeret Tia ke luar kamar Ivonne. Lana menceritakan segala riwayat penyakit Ivonne. Lana sangat takut karena sepertinya situasi kematian Ivonne menyerupai Danang. Kematian yang sulit dan mencekam. Padahal Ivonne tak pernah jahat pada orang, tapi harus mengalami nasib seperti ini. Walaupun materi berlimpah, kehidupan pernikahan Ivonne kurang harmonis sehingga Ivonne yang rapuh kurang bertekad sembuh dari penyakitnya. Umur Ivonne tak lama lagi dan akan meninggalkan tiga remaja pria yang masih memerlukan kasih sayang dan bimbingannya..

***

"Tia, malam ini giliranku menemani Ivonne. Kau beristirahat dan menginap saja di suite room Hotel Convention yang berada dekat rumah sakit ini. Kau tinggal berjalan kaki sekitar 200 meter. Suami Lana sudah membookingnya untuk seminggu ke depan," saran Lana sembari memberikan kunci kamarnya.

Tia menerima kunci kamar tersebut dengan perasaan lega. Ia sangat ingin beristirahat setelah setengah hari menempuh perjalanan dengan kereta api dari Kota Bogor ke Kota Tangerang.

Dengan perasaan ganjil, Tia melangkahkan kakinya menyusuri Jalan Cempaka. Ia merasa ada seseorang yang membuntutinya. Ia menoleh dan melihat seorang kakek menatapnya dengan tajam. Dugaannya benar bahwa kakek tua itu bermaksud jahat. Ia mempercepat langkahnya, tapi kakek itu juga mempercepat langkahnya. Jantung Tia berdegup kencang. Walaupun usia Tia sudah menginjak setengah baya, ia masih sanggup berlari kencang. Ia baru bernapas lega ketika ia masuk ke dalam lobby hotel dan kakek aneh tersebut menghilang begitu saja. Bahkan, Tia kehilangan payungnya saat berlari akibat terlampau panik.

Tia masuk ke dalam lift yang ditunjukkan oleh resepsionis hotel dan menekan tombol lima. Walaupun Tia bukan penderita Claustrophobia, ia selalu merasa tak nyaman berada dalam lift. Terlalu banyak film horror yang memberikan kesan negatif pada lift. Tiba-tiba kedua kaki Tia gemetar begitu kencang seolah digoyangkan sesuatu. Untungnya, lift sudah sampai ke lantai lima dan Tia segera keluar dari lift yang menyeramkan tersebut.

Setelah membersihkan diri, Tia membaringkan diri sembari menonton film sinetron. Betapa terkejutnya Tia, ada dua siluet bayangan hitam yang melayang-layang di depan layar TV.  Bayangan hitam tersebut persis yang Tia lihat ketika ia mengintip ritual pemujaan yang dilakukan Danang pada masa lampau. Apakah penyakit Ivonne juga dibayang-bayangi oleh dosa masa lampau Danang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun