Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Ilmu Seribu Gunung

26 Mei 2024   10:55 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:11 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Dua puluh tahun kemudian

GROOOOK...GROOOK.

Lana menangis ketakutan. Ia hanya seorang diri di rumah bersama suaminya yang sedang sekarat. Sedangkan Ivonne, anak perempuan semata wayangnya, sedang pertukaran pelajar ke Singapura sejak sebulan lalu.

Danang sakit jantung kronis. Sayangnya, keadaan Danang sudah parah sehingga rumah sakit menolaknya. Dokter pun sudah memvonis bahwa umur Danang tinggal hitungan hari.

Selama seminggu bunyi napas Danang seperti suara babi yang disembelih. Bunyi napas Danang tersebut sangat keras mengguruh hingga ke seluruh penjuru rumah. Hati kecil Lana tidak bisa berbohong. Danang sudah melakukan persekutuan dengan iblis sehingga sakratul mautnya pun sangat mencekam.

Lana sudah tak tahan lagi. Ia menelepon Moni, adik perempuan Danang, agar menemaninya malam ini. Ternyata insting Lana tak salah. Tak berapa lama setelah kedatangan Moni, Danang menghembuskan napas terakhirnya.

Keesokan paginya saat pemakaman Danang, alam pun tak bersahabat. Langit begitu gelap dengan gulungan kumulonimbus abu-abu. Danang orang yang baik hati di mata keluarga besar Danang, tapi pemakamannya penuh keganjilan hingga menjadi gunjingan. Ada saja yang menghalangi jalannya pemakaman. Misalnya, kain kafan untuk menyelubungi jenazah Danang tiba-tiba hilang sehingga Lana harus membelinya lagi, lubang makam terlalu pendek sehingga harus diperpanjang galiannya, mobil jenazah mogok, dll. Tapi, puncaknya ialah hujan deras saat pemakaman berlangsung sehingga lubang makam dipenuhi air. Terpaksa berember-ember air tersebut dipindahkan.

Tia menatap nanar pemakaman Danang dengan perasaan bercampur aduk. Rasa sayang bercampur benci. Sayang karena Danang itu suami Lana yang merupakan kakak yang paling Tia sayangi. Benci karena Danang sering mengutuk dan mengecam Tia. Bak kutukan, hal yang dikatakan Danang mengenai Tia akan menjadi kepala pencuri menjadi kenyataan. Padahal Tia tidak mencuri sejengkal tanah pun. Itu semua ulah anak buah Tia yang berkhianat. Tapi, tetap saja sebagai penanggung jawab proyek real estate, Tia harus bertanggung jawab dan menjadi saksi di pengadilan. Untungnya, Tia tak terbukti melakukan kejahatan. Walaupun demikian, harta Tia terkuras banyak oleh atasannya yang menuntut ganti rugi. Tia menerima ketidakadilan tersebut dengan lapang dada karena Tuhan pasti memberikan jalan yang terbaik untuknya.

Untuk Lana, sang kakak tersayang, Tia sanggup menahan perasaannya. Ia mengubur segala dendam dan rahasia. Biarlah Lana mengenang suaminya sebagai pendamping hidup yang baik hati dan penyayang.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun