Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Rahasia Sarang Lalat Buah

26 Mei 2024   08:43 Diperbarui: 26 Mei 2024   08:47 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan yang terhampar mencengangkan. Ribuan, bukan, jutaan lalat buah mengepakkan sayapnya di sekitar pohon ketapang yang tumbang. Tanah di sekitar akarnya menggunuk karena setengah bagian akarnya terangkat ke atas permukaan tanah. Bak terkena kutukan alam, hampir seluruh batang pohon ketapang hangus.

Seolah kesurupan, Vina berlutut dan menggali tanah di sekitar pohon ketapang tersebut. Ibarat kutukan kumbang Mesir Scarab, lalat-lalat buah terbang mengelilinginya seperti lingkaran halo. Nita berusaha mencegah Vina tanpa hasil. Sedangkan Pak Dira hanya diam terpaku seolah kehilangan nyawa. Kuku-kuku tangan Vina menghitam karena tanah dan ternoda darah.

"Lihatlah! Aku berjanji mengenalkannya padamu, Nit. Ini Tama, milikku. Ia Tama-ku yang tampan," kata Vina.

Nita tertegun. Ia menelan ludah dengan susah payah.

"Tama sayang, kau sangat kesepian ya setahun di bawah sana. Aku menghukummu karena kau nakal. Kau selalu berbohong bahwa kau bernama Hamid dan tak mengenalku. Hatiku sakit karena kau hendak meninggalkanku. Tapi, aku memaafkanmu karena aku sangat mencintaimu," seru Vina dengan suara melengking. Ia menarik sebuah kerangka dan memeluknya. Kemudian, mencium tempurung kepala Hamid dengan penuh kasih sayang.

_____

Teman-teman, apa fobia yang kalian hadapi? Apakah lalat buah?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun