Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kipas Putri Alam

24 Mei 2024   08:27 Diperbarui: 24 Mei 2024   08:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempurna! Diana sangat bahagia tinggal bersama dengan Edo. Pak Ali dan Bu Arin juga tipe pendiam sehingga tak pernah menganggu privasi Diana. Sudah sebulan mereka semua tinggal bersama di Lombok. Debur ombak menemani mimpi-mimpi panjang Diana. Belum pernah ia tidur selelap ini.

Diana baru menyadari dunia itu begitu indah jika bersama orang tersayang. Edo yang selalu membangun pertahanan sekuat Tembok Berlin, akhirnya luluh. Ia memang kakak yang penyayang walaupun ia otoriter. Tapi, jauh di lubuk hati Diana, banyak kata yang berlarian. Mengapa? Andaikan. Jika saja...

Tidak ada seorang pun yang mengerti keresahan hati Diana. Masa kecil Diana suram dan penuh hinaan karena Diana anak di luar pernikahan. Hanya Edo yang mengulurkan tangan pada Diana. Hanya Edo yang menganggap Diana itu anak peri hutan, dan bukan onggokan dosa.

"Ada paket untukmu. Aneh, apa kau memberitahu alamat ini ke temanmu?"

Diana menggelengkan kepala. Ia membuka paket tersebut dan terpana. Ada sebuah kartu pos yang bertuliskan: AKU TAHU APA YANG KAU LAKUKAN. RINA.

"Diana, apa yang telah kau lakukan?" Tanya Edo dengan suara panik. Ia menunjuk kotak peti kecil tersebut yang berisi 4 kipas lukis yang tersusun rapi.

Diana ingin waktu berhenti detik ini juga. Atau, ia mati saja saat ini. Ia tak sanggup melihat rasa kecewa yang membanjiri kedua pupil mata berwarna cokelat hangat tersebut. Ia tak sanggup...

"Kak Edo, aku bisa menjelaskannya..."

___

Dear Pembaca,
Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang terobsesi dengan diri kalian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun