Pasti banyak orang yang heran bagaimana sesosok poci dapat memegang handphone? Oleh karena poci memiliki tangan tak kasat mata, handphone akan terlihat melayang.
"WOY, POCI, KAU ADA DI RUMAH?" Teriak Doni sembari celingukan di teras rumah.
"Di sini, Don," seruku.
"Sedang apa kau di atas pohon kelapa malam-malam? Kau sedang pacaran dengan Miss Kunti?"
"Hush, jangan menakutiku. Aku sedang mencari sinyal internet."
"Kalau begitu di sampingmu itu siapa?"
Aku menoleh dan disambut kerlingan genit Miss Kunti. Jantungku tak kuat menahan voltase kejutan setinggi itu, maka tubuhku langsung meluncur ke bawah pohon jengkol dengan kecepatan gravitasi 1.000 km/jam. Otomatis aku menutup mata. Aku lupa diriku bukan manusia lagi.
"HUAHAHAHA."
Derai tawa Doni membuatku membuka kedua mataku. Aku ingin berteriak, tapi tak bisa karena lidahku terasa kelu. Oh My God, tolonglah aku. Apakah ini karma karena suka mempermainkan perempuan?
Ew, aku dipeluk dan dicium Miss Kunti. Ia berusaha melakukan French kiss denganku walaupun ia tak berlidah! Bibir ini harus dicuci dengan satu kilogram detergen. Ia memang menyelamatkanku yang jatuh dari pohon jengkol, tapi perlukah ia bertingkah seagresif itu? Aku memang ganteng, tapi kegantenganku membawa malapetaka.
"RANGGA JAHAT. SEWAKTU HIDUP KAU PACARAN DENGAN PEREMPUAN LAIN. MASA SEKARANG KAU JUGA BERKHIANAT DENGAN HANTU?"Jerit Nuri. Ia berpaling dan melarikan diri ala sinetron Indonesia.