***
Sebenarnya, aku sayang Chibichan. Aku sayang Kakek Tano yang memberiku hadiah pertama dalam hidupku. Sedikit sekali orang yang benar-benar menyayangiku. Walaupun Chibichan mendatangkan kemalangan untukku, aku tak bisa membuang pemberian Kakek Tano yang berharga.
Aku memeluk Chibichan dengan erat. Mataku penuh dengan linangan air mata. Aku merasa hidup benar-benar tak adil. Trio centil sudah memiliki segalanya dalam hidup. Orang tua yang kaya raya, uang jajan berlimpah, fasilitas yang lengkap, dan teman-teman yang banyak. Untuk apa mereka bersikap superior terhadap diriku yang tak memiliki apa-apa dibandingkan mereka?
Eh, apa ini yang melekat di punggung Chibichan? Ternyata stiker kartu namaku melekat di punggung Chibichan. Rupanya sewaktu aku meletakkan Chibichan di atas meja belajar, tanpa sengaja stikerku melekat.
Aku mengernyitkan dahi. Kemudian, aku memeriksa kemasan Chibichan yang terlihat kosong. Tapi, aku tak cepat putus asa. Aku memeriksa dengan teliti. Dengan girang, aku menarik keluar selembar kertas biru muda.
Dear Airin,
Kuharap kau hidup bahagia bersama Chibichan. Sebenarnya, Chibichan merupakan boneka voodoo. Pemiliknya yang terdahulu membuat boneka kucing yang imut tersebut menjadi penuh sihir. Tapi, aku sudah mematahkan sihirnya. Sekarang ini Chibichan hanya boneka biasa yang akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya yang menyayanginya. Bukan kau yang memilih Chibichan, tapi Chibichanlah yang memilihmu karena kau gadis kecil yang kesepian, sama seperti dirinya. Ingatlah pesanku. Tetaplah menjadi gadis kecil yang manis dan baik hati.
Salam sayang,
Kakek Tano yang melihatmu dari atas langit
Benar saja. Sejak saat itu, Chibichan membawa banyak keberuntungan dalam hidupku. Aku memperoleh beasiswa sehingga teman-teman dan guru-guru bersikap baik padaku. Karir Ayah tiba-tiba melesat sehingga sekarang kami hidup berkecukupan. Bahkan, Ayah yang kasar berubah menjadi penyayang. Tapi, manusia memang tak pernah merasa puas. Sekarang aku baru mengerti kepuasan ketika seseorang berada di dalam genggaman kita.
Ya, dugaan kalian benar. Aku melekatkan kertas bertuliskan nama trio centil tersebut di punggung Chibichan.