Lira tak pernah menyangka harapannya agar Tia tiada begitu saja terkabul. Tapi, bukan seperti ini. Polisi menemukan sianida dalam hadiah botol madu yang ia berikan sebagai hadiah pada Tia.
Pada malam terkutuk itu, Tia meminum madu dicampur dengan teh. Walaupun Lira membela diri berkali-kali, tak ada yang percaya pada perkataan Lira bahwa ia memberikan botol madu tersebut dalam keadaan tersegel. Mungkin ada yang membubuhi racun pada botol madu itu setelah ia memberikannya pada Tia.Â
Polisi berkata pada botol madu tersebut hanya ada sidik jari Lira dan Tia yang tampak jelas. Ada juga beberapa sidik jari yang kabur, mungkin sidik jari pembuat madu atau pun penjual madu yang akan disidik lebih lanjut. Banyak kesaksian yang memberatkan Lira.Â
Polisi telah menemukan diary Tia yang menyatakan perasaannya yang sedih karena Lira selalu iri padanya. Bahkan, Tia menulis ia merasa Lira bahagia jika ia meninggal dunia. Sahabat-sahabat Tia menyatakan Lira bersikap ganjil pada Tia, kakaknya sendiri. Belum lagi orangtuanya sendiri diam-diam mengutuk kelakuan Lira. Tidak ada yang percaya pada Lira.Â
Lira sungguh merasa nasibnya sangat malang. Hingga saat akhir nasib menertawakan Lira. Ia sudah ditahan di penjara dan sedang menunggu jadwal persidangan. Ancaman hukuman yang harus dihadapi Lira yang dituntut pasal pembunuhan berencana ialah hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup.Â
Lira sudah pasrah. Hatinya terasa hambar. Ia memang membenci Tia, tapi ia tak membunuh Tia. Tapi, siapa yang mempercayai Lira?Â
***Â
Saat persidangan, jaksa mendesak Lira yang malang. ia tak bisa berkutik ketika jaksa bertanya, "Apa Anda membenci Tia, kakak Anda sendiri?" Lira termangu. "Jawablah yang jujur di depan kami semua. Apa Anda membenci Tia?"Â
Lira merasa semua pandangan menusuk tertuju pada dirinya. "Ya, saya membenci Tia. Tapi, saya tidak membunuhnya."Â
Hadirin riuh rendah mendengar pengakuan Lira. Mereka sibuk berbisik-bisik dan berspekulasi. Persidangan dilanjutkan dengan staff ahli laboratorium mengenai sianida. Benar ditemukan hidroklorida sianida dalam botol madu tersebut dengan nilai kelarutan yang merupakan dosis lethal. Ahli forensik menyatakan terdapat sianida dalam organ pencernaan Tia yang merupakan penyebab kematian. Waktu kematian Tia diperkirakan tengah malam. Tia tewas dalam waktu beberapa menit setelah meminum madu beracun tersebut.Â
Tidak ada keganjilan lain pada tubuh Tia, selain ditemukan sedikit bubuk hidroklorida sianida pada telapak tangan Tia. Juga ditemukan sel-sel kanker pada tubuh Tia. Orang tua Tia membenarkan bahwa Tia menderita kanker usus stadium empat dan telah menjalani kemoterapi selama 3 bulan. Dan mereka menyembunyikan hal ini dari Lira dan teman-teman Tia atas permintaan Tia yang tidak ingin dirinya dikasihani.Â