???????????????????????????????
???????????????????????????????
???????????????????????????????
Kami sempat singgah di sebuah gua di bukit batu pertama yang kami lewati untuk foto keluarga. Beberapa nak SMP yang nongkrong di sekitar goa bergeser memberi ruang. Sekalian aja seorang dari mereka kami minta untuk memfoto biar semua peserta bisa narsis. Begitu lanjut, kami dihadang gerombolan puluhan sapi yang menguasai jalan. Ternyata di ada goweser yang panik langsung menepi. Mungkin takut diseruduk, hehe. Tapi ada juga yang berhenti ditengah di antara sapi-sapi dan minta difoto bareng. Mungkin baru kali itu liat sapi, hahaha…
???????????????????????????????
???????????????????????????????
???????????????????????????????
Di pinggiran gunung batu ada kolam air menggenang hitam yang baunya sangat menusuk seolah-olah mau merontokkan bulu hidung. Meneruskan penyusuran pinggiran gunung batu, kami melewati komplek perumahan kecil sederhana yang mana sebagian tampak rusak dan tak berpenghuni. Di ujung perumahan ada semacam gudang tak terurus tempat kami grouping dan melepas lelah. Di sini om Fatur sempat mengganti ban dalam belakang yang bermasalah.
???????????????????????????????
???????????????????????????????
???????????????????????????????
Sepeda-sepeda kembali menggelinding memasuki kaki gunung lebih jauh. Di persimpangan jalan kami berhenti untuk grouping kembali. Kebetulan ada seorang bapak penduduk lokal bermotor yang berhenti di situ. Seseorang tiba-tiba nyelutuk “mmm… ada bau duren nih”. Yang lain nimpali “halusinasi!”. Tapi ternyata beneran bapak tadi membawa sekarung duren di motornya. Beliau menawarkan kepada kami dengan harga seratus ribu. Kami bersorak dalam hati dan membayangkan makan sekarung duren hanya dengan duit cepek. Tapi semua diam seribu bahasa setelah tahu bapak tadi menjelaskan kalau itu harga perbuah. What…!!! Dikira kita gak tau harga duren???
???????????????????????????????
Lihat Sosbud Selengkapnya