Mohon tunggu...
sir sutan
sir sutan Mohon Tunggu... Pengacara - Pengacara

Hiking, Caving and Outdoor Sport

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Massage and Spa Undercover "Siti Tak Perduli" Bagian 2

26 Juni 2022   19:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   21:48 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://id.pinterest.com/pin/389631805271323978/

ANTARA BAHAGIA DAN SEDIH

Kriiiiiiing........kriiiiiing.........kriiiiiing...........

Jam weker ku pun berbunyi yang menandakan waktunya solat subuh telah tiba, yaitu jam 04.45 Wib. Seperti biasa aku selalu solat berjamaah di rumah yang di imami oleh sosok gagah dan laki-laki yang aku kenal pertama di dunia ini yaitu Ayah.

Setelah solat Subuh, seperti biasa aku selalu membantu bunda memasak untuk sarapan pagi. Bunda memang pintar memasak, kebiasaan bunda setelah sebelum ayah berangkat kerja, selain menyiapkan sarapan pagi untuk ayah, bunda tidak lupa pula meyiapkan bekal makan siang untuk ayah yang dimasukkan ke dalam rantang ukuran kecil oleh bunda, karena memang menurut ayah lebih enak masakan bunda daripada masakan-masakan yang diluar sana. 

Ayah jarang sekali makan diluar terkecuali diajak makan oleh teman-teman kantornya.

Siti, nanti siang kamu jangan kemana-kemana ya nak, bunda mau bicara sama kamu. Ucap bunda kepadaku waktu berada di dapur.

Baik, bunda.

Tiba-tiba terdengar HP ku berdering, bergegas aku masuk kamar untuk melihat siapa gerangan yang menelepon. Ternyata bang Romi yang menghubungi ku.

Assalamualaikum bang.......

Walaikumsalam Siti, apa kabar?.....tanya bang romi membuka perbincangan......

Alhamdulillah sehat bang.

Oia.....lagi sibuk Siti?

Ngga juga bang, paling lagi bantu-bantu Bunda masak di dapur.

Oia.....abang sekarang dimana?, masih disinikah?

Sudah tidak Siti, semenjak selesai wisuda kemarin abang langsung pulang ke jawa, orangtua menginginkan abang untuk langsung pulang karena sanak keluarga akan mengadakan syukuran.

Hehehehe......selamatan wisudanya koboy kampus ya bang?, he.......

Bisa saja Siti, oia......apa rencana kamu setelah selesai kuliah ini?

Aku inginnya kerja bang tapi diluar kota karena dikota lebih banyak tantangannya daripada disini. Cuma semua aku kembalikan kepada Ayah dan Bunda karena mereka berdua berat bang untuk melepas aku kerja diluar kota.

Hehehehe.......pasti karena alasannya kamu adalah anak perempuan ya?

Iya bang, yaaaaa.......namanya juga orangtua, apalagi ayah bang sulit banget untuk melepas anak perempuannya.

Oia......kalau abang sendiri apa rencana abang setelah lulus kuliah ini?

Aku kemungkinan langsung lanjut S2 disini Siti.

Wah.....keren tu bang, lanjut S2 apa bang rencananya?

Ya.....S2 Ilmu Komunikasi lagi, biar linear.

Sukses ya bang, oia......maaf bang bukannya tidak mau ngobrol sama abang lama-lama, tapi aku harus lanjut bantu bunda di dapur, maaf ya bang.

Oia.....ga apa-apa Siti, sukses selalu ya, salam untuk keluarga kamu dan Ayah kamu, sampaikan terimakasih kepada Ayah kamu telah mengimplementasikan ide-ide ku terkait pembuatan Radio Daerah di Kota mu.

Iya bang, aku lupa, ayah juga sempat bercerita seperti itu kepadaku, kalau tidak salah ayah waktu itu menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi di Kota ini. Baiklah bang, sukses juga untuk abang ya.

Oke Siti, Assalamualaikum. Ucap Bang Romi menutup perbincangan kami yang memang sangat singkat.

Walaikumsalam bang, jawabku.

Selang kemudian ternyata aku lihat ayah pulang yang memang belum waktunya jam pulang kerja.

Asalamualaikum. Ucap ayah ketika masuk rumah.

Walaikumsalam yah, loh.....tumben ayah sudah pulang?

Iya, ayah ingin makan siang di rumah, ini makan siang yang dibekalin oleh bunda kamu saja masih utuh belum ayah makan.

Mana bunda mu nak?, tanya ayah.

Tadi di dapur yah lagi masak untuk makan siang.

Tak lama kemudian bunda pun masuk ke ruang makan sambil membawa masakan-masakan untuk makan siang, dan aku bertanya sendiri dalam hati, kenapa menu makan siang hari ini banyak banget?.

Waaaah......ayah sudah pulang toh?

Asalamualaikum bunda. Ucap ayah

Walaikumsalam ayah.

Ayo-ayo.....kita mulai makan siang, ujar bunda.

Ditengah-tengah santap makan siang, muncul berbagai pertanyaan dibenakku, ada apa ini sebenarnya?, tidak seperti biasanya bunda memasak dengan sebegitu banyaknya menu dan ada apa gerangan ayah tiba-tiba pulang kantor yang memang belum waktunya pulang, apa gerangan yang akan mereka sampaikan kepadaku?.

Nak.........panggil ayah kepadaku sambil makan.

Iya ayah........

Apakah sudah bulat niatmu untuk bekerja di luar kota?

Kalau ayah dan bunda mempecayai Siti, insya Allah yah tekat Sudah bulat. Memang kenapa ya yah?, kalau memang tidak boleh, ga apa-apa kok yah.

Jadi semalam ayah dan bunda mu berdiskusi, kami berdua merestui mu nak untuk bekerja di luar kota ini, tetapi dengan syarat kamu tidak boleh kost, kamu tinggallah dirumah saudara bundamu yang ada di Kota sana, karena kamu perempuan dan anak kami satu-satunya. Tetapi kalau kamu melamar pekerjaannya yang tidak ada sanak family, lebih baik kamu urungkan niatmu anak.

Om Indra yah?, tanyaku. Om Indra adalah kakaknya Bunda yang berprofesi sebagai salah satu Direktur Marketing di salah satu Bank swasta di Kota tersebut. Bunda tidak memiliki kakak lagi kecuali Om Indra tersebut.

Ayah serius apa bercanda?, tanyaku meragukan penjelasan ayah.

Serius sayang, jawab ayah.

Ingat......nak, ketika kamu jauh dari pantau ayah dan bunda, kamu selalu dipantau oleh Allah, dan jangan tinggalkan solat dimanapun kamu berada. Pesan bunda kepadaku sambil meneteskan air mata.

Tapi kenapa ayah dan bunda seperti yang tidak ikhlas untuk melepas aku?, ayah dan bunda berat ya untuk mengizinkan aku?

Nak......,kamu tau Surat Al Ikhlas?, tanya ayah kepadaku.

Tahu ayah..........

Apakah dalam Surat Al Ikhlas tersebut ada kata-kata Ikhlas?

Tidak ada ayah.......

Itulah makna ikhlas yang sebenarnya nak, yang terpenting kamu harus sanggup menjalani apapun keputusan kamu nak.

Terimakasih ayah, terimakasih bunda, aku akan buktikan bahwa aku tidak akan mengecewakan ayah dan bunda.

Ya sudah, ayah ayo kita solat berjamaah, setelah itu ayah ke kantor lagi.

Baik ayah, jawabku sambil aku menggeser kursi yang aku duduki.

Seperti biasa kami solat berjamaah dan setelah solat berjamaah, ayah langsung pamit kepada bunda untuk kembali lagi ke kantor.

Aku sebenarnya bahagia dapat restu dari ayah dan bunda, aku berterimakasih sama Allah yang telah menjawab doa ku, tetapi disisi lain aku sedih karena bakal jauh dari ayah dan bunda. 

Tetapi inilah pilihanku, ketika sudah direstui oleh ayah dan bunda aku harus mampu untuk membuktikan ke mereka berdua.

Dengan semangatnya, usai solat akupun mulai menyalakan laptopku untuk mencari lowongan kerja yang ada di daerah tempat dimana Om Indra tinggal. 

Padahal kalau aku ingin sebenarnya om Indra bisa membantu dengan mudah untuk bisa kerja di Bank tempat iya kerja, tetapi aku tidak mau karena memang bukan di bidangku dan selain itu aku tidak mau ketergantungan oleh orang lain termasuk keluarga besar dari Ayah dan Bunda.

Nama-nama tokoh dalam cerita ini sengaja dibuat bukan nama aslinya karena permintaan dari narasumber terkait privacy dari narasumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun