Mohon tunggu...
SirriSaqti
SirriSaqti Mohon Tunggu... Musisi - Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

terus berusaha mencari cara agar hidup menjadi berguna bagi sesama.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kumpulan Puisi Pendek: Hidup dan Mati

19 Januari 2022   00:51 Diperbarui: 19 Januari 2022   01:04 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar: www.shutterstock.com

Kumpulan Puisi Pendek: Hidup dan Mati 

Oleh: Sirrisaqti 

(1)

dalam hidupku hidupmu
ada satu warna yang berubah-ubah sepanjang perjalanannya, kadang suram kadang cerah.
lalu kita menerka; bahwa itu cinta!

(2)

kurasa kita sama; takkan sanggup hidup tanpa cinta.
dan kurasa kita pun sama; cinta hanya satu--di hatiku di hatimu.

(3)

cinta sampai di sini.
setelah hidup disirami rasa kasih, kini mati dehidrasi--tak terhidrasi rasa kasih.

(4)

kita, serupa lilin patah dengan sumbu masih menyala.
apinya membakar
melelehkan tubuhnya sendiri untuk kemudian menunggu waktu; mati.

(5)

mawar yang dulu pernah kugenggam kini mati dalam lingkar sepi; tertusuk durinya sendiri.

(6)

"hidupku t'lah berakhir, aku mati!"

hai, kau masih bergerak dan bernapas!

"iya, tapi aku baru saja kehilangan cinta!"

(7)

rindu kusimpul mati
kupasung dalam lemari kayu
biarkan ia terlelap dalam gelap,
mati dengan sendirinya dalam senyap.

(8)

adakalanya nyala hidup seseorang meredup ketika ditiup angin kemalangan.
namun di benak penyair; aksara selalu tumbuh sebagai cahaya, penerang gulita.

(9)

di antara hidup dan mati
akulah nyala api lilin yang diterpa angin kebisuan.
tetap bertahan hingga lalu lenyap dalam keheningan.

(10)

hidup adalah peluang dan kesempatan.
mencari berkah di kantong jubah kiai serta mendapatkan surga termerdu di bawah telapak kaki ibu.

(11)

akan kesengsaraan hidup, ke mana mengadu selain ke ibu?
melihat daun-daun waru melayu, tak sanggup lagi bertahan di dahan
satu per satu jatuh di pangkuan.

(12)

yang benar-benar pergi adalah mereka yang mati, lainnya hanya sembunyi; menggengam benci atau menyalakan kangen dalam ruang sepi.

(13)

tak mesti yang tua, yang baru terlahir pun bisa mati jua.
oleh karenanya, jalanilah hidup dengan rasa syukur sepanjang usia.

(14)

memiliki ilmu, amalkan dan buktikan.
janganlah seperti;
bebek mandi di kolam, mati sebab kehausan.

(15)

bumi sebaik-baiknya tempat berpijak bagi manusia, mengenal cinta, hidup dan berkembang biak, untuk lalu mati; kembali ke muasal sunyi.

-----0-----

Januari, 2022

~SirriSaqti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun