Kumpulan Puisi Pendek: Kemarau dan HujanÂ
Oleh: SirriSaqti
(1)
sore di musim kemarau.
senja sempurna menjingga di batas cakrawala.
menjadi saksi serta pengganti, atas penantian panjangku menanti pelangi.Â
(2)
tak seperti hujan-hujan sebelumnya, hujan kali ini tak membawa serta apa-apa selain dingin dan hampa.
setelah 'ku tau
kata-katamu hanyalah dusta!
(3)
basah dalam kemarau;
basah di sekujur tubuh, kemarau di ladang hatiku;
sendiri dalam lamunan--memeluk hujan,
cumbui silam kenangan.Â
(4)
-Hipotermia Cinta-
tanpa perlindungan, kau datang dengan membelah hujan.
jatuh di pelukku yang sehangat nyala tungku, katamu.
(5)
pada buku kehidupan,
kemarau dan hujan adalah kita dalam kata-kata;
dua musim yang dieratkan pancaroba.
(6)
-Pancaroba-
aku, di antara musim kemarau dan musim hujan, meresah di antara kangen dan pelukan, melayu diterpa udara tak menentu.
berguguran  ....
(7)
o, kekasih, jadilah tetesan air hujan dalam kering kerontang pengharapan.
pemberi ketenangan
selain cahaya bulan dan bintang
pada malam-malam kemarau panjang.
(8)
tenanglah, kekasih
kesusahan ini hanyalah hujan lalu.
sebentar ia bertandang ke bumi, hanya untuk memberi ruang pada warna-warni pelangi.
(9)
derita di balik lembar cuaca.
dan kuyakin kebahagiaan itu pasti 'kan datang sebagaimana janji pelangi kepada hujan.
(10)
berdiri di tengah derasnya hujan, aku tak merasakan basah, hatiku tetap saja kemarau panjang.
(11)
angin kemarau yang menjatuhkan daun, cinta yang menumbuhkannya.
(12)
hujan tanpa tanda
mengguyur bumi secara tiba-tiba.
seperti cinta, datang dan menggenang di kubang hati paling dalam.Â
-----0-----
Agustus, 2021
~SirriSaqtiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H