Saya mengajak pembaca untuk menengok sejenak akan  keadaan Julekha , yang bernasib malang .Â
Julekha yang saya maksudkan disini adalah sebuah kapal kayu bermotor yang panjangnya
15 meter dan lebar nya 3 meter.
Julekha ini mengangkut 157 orang penumpang warga Rohingya yang terombang-ambing selama 22 hari mengarungi lautan dan akhirnya terdampar di Pulau Mercusuar, Deli Serdang dan Desa Kuala Besar, Langkat Sumatera Utara.
Menurut pemberitaan, kapal kayu tersebut secara sengaja dibocorkan oleh Nakhoda/anak buah kapal dengan maksud agar para pengungsi Rohingya tidak bisa pulang kembali, melainkan menetap di Indonesia dengan pengharapan  agar mendapat kehidupan yang cerah.
Kehadiran para pengungsi Rohingya ini tentu saja mendapat reaksi dari warga setempat beserta  sekelompok mahasiswa yang menghendaki mereka diusir dari Aceh.
Entahlah kini. nasib  kaum pengungsi Rohingya apakah sudah membaik ataukah dipulangkan kembali ke negeri asalnya .
Kita tunggu saja bagaimana Republik Demokratis Rakyat Laos yang sekarang barusan menjabat sebagai  Ketua ASEAN 2024, yang mengandalkan janji2/ harapan yang bertemakan "Enhancing Connectivity and Resilience" selanjutnya  berjanji akan membangun ASEAN yang lebih terhubung dan kokoh.
Hal  mana  Laos juga akan mengembangkan arsitektur regional untuk stabilitas, perdamaian, dan pembangunan di kawasan.Laos akan mengembangkan arsitektur regional untuk stabilitas, perdamaian, dan pembangunan di kawasan.
Semoga saja Laos dapat menyelesaikan masalah pengungsian Rohingya.
Sumber:Â