Belakangan, aurora juga tampak di langit Washington dan Inggris Selatan. Sementara pernah terjadi fenomena aurora pada tahun 1859 di Jepang dan Hawaii yang disebut dengan "The Carrington Event". Tidak hanya terjadi di Bumi, aurora juga bisa disaksikan di planet-planet lain, dikutip dari kompas.id, planet Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Merkurius.
Kisah Legenda dan Dampak Bahaya Aurora
Dalam catatan sejarah Romawi Kuno, kata "Aurora" memiliki arti dewi fajar. Cahaya aurora dipercayai sebagai tanda terjadinya perang atau bencana kelaparan.Â
Kata "Borealis" berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti angin utara. Di sisi lain, menurut kepercayaan Suku Maori, Selandia Baru cahaya aurora berguna untuk refleksi.
Adapun, Suku Inuit atau Eskimo percaya jika fenomena alam ini adalah perwujudan roh binatang yang pernah menjadi buruan mereka. Bagi Suku Aborigin, mereka percaya bahwa cahaya tersebut mewakilkan kumpulkan roh anggota suku yang telah tiada.
Keyakinan seperti ini juga hadir di belahan Asia, sebagian masyarakat Jepang dan Cina percaya kalau aurora akan membantu kesuburan dan melancarkan proses kelahiran bayi mereka.Â
Namun begitu, fenomena ini berpengaruh mengganggu jaringan telekomunikasi, arus listrik, satelit dan GPS. Hal ini karena saat proses aurora terjadi menghasilkan gelombang dari bagian spektrum elektromagnetik, badai matahari, dan elektron yang bertabrakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H