Di wilayah Rusia Selatan, sekitar 2000 SM, suku-suku mulai mengembara ke arah Tenggara. Iran dan India menjadi tempat tinggal suku-suku tersebut. Dari banyaknya suku yang menjelajah, Bangsa Media dan Bangsa Persia adalah dua suku yang menetap di Iran, kemudian mereka dikatakan sebagai nenek moyang Bangsa di Iran.
Sementara itu, di India sendiri, Bangsa Arya merupakan salah satu suku terkenal dan menetap di sana. Berdasarkan apa yang dikemukakan Ashadi, Dosen Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dalam buku Peradaban dan Arsitektur Dunia Kuno: Sumeria-Mesir-India (2017) Bangsa Media dan Persia melakukan aktivitas bertani dan menggembala.
Lalu, memasuki abad 8 SM, kedua bangsa tersebut bertikai, Bangsa Media menjadi penguasa sejak itu. Mereka membentuk kerajaan yang wilayah kekuasaannya meliputi Teluk Persia di Selatan hingga Laut Kaspia di Utara, ibu kotanya adalah Ekbatana (Hamadan, Iran sekarang).
Dari bangsa Media dan Persia berubah menjadi kerajaan, konstelasi kekuasaan wilayah Iran mengalami pasang surut kedua kerajaan tersebut. Tahun 550 SM, Kerajaan Media mengalami kemunduran, dan ditaklukkan oleh Raja Persia, Cyrus (600-530 SM).
Cyrus sebagai Raja Persia memang terkenal dengan penaklukkan dan ekspedisi militer. Hal ini bisa digambarkan pada penyerangannya melawan kerajaan Lydia di Asia Kecil (Turki sekarang) sekitar 548-547 SM. Kerajaan Persia berhasil membombardir Sardis, Ibukota Lydia dan menangkap Croesus, Raja Lydia.
Kerajaan Persia saat Cyrus memimpin sangat lah lemah di awal pembentukan. Kekaisaran Akhemeniyah yang didirikan Cyrus memulai diplomasi dengan Babilonia, yang akhirnya menjadi musuh.
Kemudian, tahun 530 SM, Cyrus beranjak ke bagian tanah India, ia berhasil menguasai sebagian tanah India Bagian Barat Laut. Cyrus menjumpai ajalnya, ia terbunuh saat pihak musuh (suku-suku nomaden) menyerang di wilayah Utara kekaisaran. Â
Kepemimpinan Persia berganti, Cambyses, putra Cyrus menduduki singgasana Persia. Selanjutnya, tahun 525 SM, ia dapat menaklukkan Mesir dan beberapa daerah di Afrika Utara. Tak lama kemudian, akhir tahun 522-521 SM, Darius menggantikan Cambyses akibat kematian yang dialami.
Kejayaan mulai terlihat, kekuasaan Persia semakin meluas. Wilayahnya meliputi Baktria, Parthia, Media, Babilonia, Syria, Yehuda, Armenia, Thracea, Karthago, Mesir, Afrika Utara, Indus dan Yunani.
Jika melihat peta negara modern sekarang, wilayah kekuasaannya yaitu Rusia Selatan, Afganistan, India Barat Laut, Iran, Irak, Syria, Lebanon, Yordania, Palestina, Israel, Turki, Bulgaria, Macedonia, Yunani, Tunisia dan Mesir.
Ibukota Persia yang semula di Pasargadae beralih ke Susa semenjak Darius berkuasa. Di sisi lain, berawal di abad 6 SM, Orang Persia mengenal agama dari bangsa Media. Adapun tokoh yang mengajarkan agama itu adalah Zoroaster (dikenal juga Zarathustra).
Riwayat kehidupannya tidak diketahui, namun ia populer sebagai tokoh Iran kuno yang memurnikan ajaran-ajaran kepercayaan Persia. Salah satu ajarannya adalah terdapat dewa tertinggi yang selayaknya dihormati oleh manusia, yaitu Ahura Mazda.
Ahura Mazda adalah dewa penerang dan disimbolkan api, orang-orang Persia beranggapan kalau ia pencipta alam semesta dan pemelihara kehidupan. Ahura juga menjadi dewa kebaikan, lawan dari Angro Mainyu, dewa kejahatan.
Prinsipnya mirip dengan agama lain, barang siapa yang berbuat baik dan berkata benar akan masuk surga dan sebaliknya jika mengikuti dewa kejahatan akan masuk neraka.
Di akhir jejak kerajaan Persia, Kerajaan ini ditaklukkan oleh Alexander, Raja Macedonia. Sang Alexander menghancurkan sebagian besar istana Persia dan tersisa reruntuhan. Ini merupakan rangkuman peradaban kuno Persia yang dijabarkan oleh Ashadi secara detail dari arsitekturnya, namun penulis hanya meringkas dari segi pokok sejarah saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H