Tak lama kemudian, tahun 612 SM, Nineveh, ibukota Kerajaan Assyria dihancurkan oleh suatu bangsa gabungan, terdiri atas Bangsa Chaldea, berbahasa Semit dan penguasa tanah Mesopotamia Selatan; dan dua bangsa Indo-Eropa, yaitu Bangsa Media dan Persia.
Bangsa Gabungan Chaldea atau kerajaan Chaldea ini merupakan Kerajaan Babilonia Baru, yang mana Babilon menjadi ibukota kerajaan.
Nebuchadnezzar, 597 SM, raja Babilonia Baru berhasil menghancurkan kerajaan Yehuda, merebut dan menghancurkan Yerusalem. Ia juga memindahkan 20.000 warga kelas atas Bangsa Yehuda ke Babilon.
Masa kepemerintahan berganti, Cyrus, Raja Persia yang menguasai Babilonia sekitar 539 SM, mulai berbaik hati atas bangsa Yehuda. Ia memberikan hak bangsa Yehuda untuk kembali ke Yerusalem dan membantu pembangunan Yerusalem. Raja Persia ini juga yang memberikan nama Bangsa Yehuda menjadi Yahudi, serta keyakinan yang dianut dinamakan agama Yahudi.
Sejak saat itu, dikenalkanlah bangsa dan Agama Yahudi. Orang-orang Babilonia dalam beragama lebih bertujuan pada kesejahteraan di dunia ketimbang kebahagiaan mutlak akhirat. Tetapi, dari Babilonia juga ditemukan pengetahuan pembagian waktu, seperti satu hari berarti 24 jam hingga 1 menit sama dengan 60 detik. Selain itu, dikenal juga lingkaran berupa 360 derajat dan siklus gerhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H