Mohon tunggu...
Sirli Amry
Sirli Amry Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan

Mahasiswi aktif di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangmu dalam Syairku

4 Mei 2024   02:02 Diperbarui: 4 Mei 2024   02:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pinterest.com/

Temaram

Gelap mendekap, menyelimuti kerinduan

Kala hati saling berderu, mengadu ego menolak rindu

Aku, kamu, dan dirinya, kita belumlah usai

Satir cinta meredup di mata

Apalah arti kehadiranku?

Kau jerat cintaku diantara komitmen kedua jiwa

Persetan dengan segala kabar yang ada

Dirimu telah mendua 

Berusaha ku menahan segala yang ada

Mengharap kau berubah di suatu masa

Tetap pada akhirnya aku menyerah

Membuat sia-sia rasa yang ada

Rasa yang tak terarah

Rasa tak jelas diambang temaram

Kini karam ditengah perjalanan 

https://pinterest.com/
https://pinterest.com/

Kau segalaku

Kau...

Bagaikan fajar yang menggulung kelamnya malam

Membawa serta hangat memeluk erat diriku

Yang tetiba menjadi rembulan malam

Menghidupkan redupnya cahaya cinta dalam kalbu

Tak ubahnya sebuah pelangi yang menghiasi awan

Setelah gelap dan derunya gemuruh hujan

Kau...

Semua hal indah bagiku, hanyalah tentang dirimu

Setiap detik bahagiaku, hanya bersamamu

Tetiba menjadi obat lara tuk rasa sakit yang mendera

Bayangmu, wajahmu, setiap hal tentangmu 

Kusimpan rapat memori dirimu dalam hati dan jiwa

Kau...

Adalah tentang bagaimana luka ini bisa sirna

Tentang cerita bahagia kembali tercipta

Mematahkan duri yang membelenggu hati

Mengusir jauh kelamnya memori

Kau adalah segalaku.. 

Hanya kau yang kini aku tuju...

https://pinterest.com/
https://pinterest.com/

Melukis Kenangan

Setiap jiwa yang saling menyapa akan pergi 

Namun entah kapan masa itu akan tiba

Detik perpisahan selalu mengintai setiap perjumpaan

Ia ada, bukan bualan semata..

Dan pada saat ia hadir 

Hanya ada dua pilihan yang tersaji

Hilang tak meninggalkan setitik ingatan

Atau melukiskan eloknya warna kenangan

Tak dapat dipungkiri bahwa air mata turut menyambut 

kehadirannya..

Entah kecewa, lara, dan luka yang menemaninya

Atau suka bahagia yang mengantarnya

Namun yang jelas kutahu

Setiap orang akan memilih melukis indahnya kenangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun