2. Pihak-pihak terkait (dalam hal ini pemerintah) juga harus memperkuat perannya dalam mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap bus-bus komersil yang saat ini tersedia. Kita sadar bahwa di lapangan masih banyak bus yang tidak layak pakai. Tentu masalahnya beragam. Ini yang harus dicari solusinya. Jangan pernah lagi ada kasus rem blong, supir mabuk/narkoba, dll
3. Mempertimbangkan kenyamanan, keamanan dan ketertiban selama di perjalanan
Tiga aspek ini menjadi sangat prioritas dalam studi tour. Saya pernah ikut bus studi tour, katanya AC , tapi dalamnya puanas sekali. Katanya ada musik, Â tapi musiknya musik rok and roll sepanjang perjalanan. Dan yang membuat makin pusing ugal-ugalan. ANak-anak banyak yang mual dan muntah.
Malah pernah dapat bus kelihatan keren dan mewah, tapi banyak tungau di dalamnya..he..he
Aspek keselamatan terkait dengan kondisi mesin, peralatan lain di dalam mobil. Apalagi studi tour melewati wilayah-wilayah yang cukup ekstrim misalnya pebukitan, jalan kecil, keramaian, dan lain-lain
4. Koordinasi Para Pihak
Pelaksanaan studi tour melibatkan kelembagaan dan para pihak. Bukan hanya urusan pribadi dan bisnis keluarga semata. Ada pihak sekolah disana, ada usaha transportasi yang biasanya punya kelembagaan yang menaunginya. Polisi lalu lintas, dinas perhubungan dan dinas lainnya perlu diperkuat perannya. Bukan untuk mempersulit, tapi untuk memastikan keamanan dan keselamatan pengendara dan penumpang selama perjalanan.Â
Harus ada koordinasi antara para pihak ini dengan tujuan Keselamatan para peserta studi tour.
Dukungan untuk meningkatkan kualitas transportasi bus bersama-sama
Yang paling penting adalah dukungan banyak pihak (pemerintah, swasta, koperasi angkutan umum, cv pengangkutan, akademisi, profesional, masyarakat, dan semua pihak) untuk memperbaiki semua bus yang saat ini bersileweran di jalan.
- Bus-bus lama direvitalitasi, atau bisa diubah menjadi usaha lain yang menjanjikan (kedai, restoran, atau di recycle, reuse,dll) atau dierkondisi dengan memperbaiki mesin-mesin sesuai standard