Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Zona dalam Design Permakultur, Sebuah Jawaban untuk Polusi Jabodetabek

28 Agustus 2023   15:47 Diperbarui: 1 September 2023   09:41 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Zona dalam Design Permakultur. (Sumber: KOMPAS.ID/CHY)

Berbagai aktifitas tanam pohon akan berkelanjutan jika zona III terpenuhi luas, jumlah dan volumenya. Tempat bermain menjadi arena menghilangkan stress, bukannya takut ke luar rumah karena sekarang indeks pencemaran kota Jakarta sudah pada tahap bahaya. 

Zona IV: Zona Hutan menjadi bagian yang harus dibiarkan liar. Zona ini menjadi peyangga kota dimana harusnya tumbuh berbagai tanaman liar sesuai kecocokan iklim dan wilayah setempat. 

Harus ada zona yang dibiarkan dan memang harus rela juga membiarkan wilayah-wilayah kosong agar tanah, pohon, berbagai renik bernafas. 

Jangankan melihat tanah kosong, pasti para ekonomist dan pengusaha akan berputar dan langsung mau mengalihfungsi apabila ada bangunan atau tanah terlantar. Padahal daerah-daerah ini akan menjadi tempat terbaik penyeimbang 

Pembagian zona dalam konsep Permakultur hanya menjadi bingkai yang mengkerangkai proses pembangunan di satu wilayah termasuk cocok jika diterapkan di Jakarta. 

Suatu ide yang menjadi desain dalam ruang yang sudah carut marut jika memang ada niat mau memperbaiki. Konsep ini juga bisa diparkatekkan. 

Memang dalam wilayah lebih kecil misalnya kelurahan bisa diterapkan. Secara tehnis, konsep dan praktek ini sebenarnya sudah dilakukan di desa-desa atau beberapa wilayah yang kita temukan di banyak wilayah di Indonesia. 

Kita memang kurang rela jika suatu wilayah ada daerah terbengkalai dan dianggap tidak produktif. Apalagi jika melihat lahan kosong di wilayah Jabodetabek dengan harga tanah yang sangat mahal. 

Padahal harga yang kita bayar akan lebih mahal  jika semua lahan kita eksploitasi. Coba kita hitung berapa kerugian jika udara terpolusi. 

Manusia sakit, aktifitas terhambat, biaya perubatan mahal, kemudian juga aktifitas penerbangan terganggu , dan banyak dampak negatip lainnya. 

Orientasi kita saat melihat tanah kosong ditumbuhi  tanaman liar  pada zona IV akan langsung beranggapan bahwa lokasi tidak efektif, tidak efisien dan tidak produktif padahal berbagai tanaman liar lokal yang tumbuh akan  menjadi penyerap racun gas berbahaya yang paling efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun