Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Zona dalam Design Permakultur, Sebuah Jawaban untuk Polusi Jabodetabek

28 Agustus 2023   15:47 Diperbarui: 1 September 2023   09:41 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Zona dalam Design Permakultur. (Sumber: KOMPAS.ID/CHY)

Zona ini adalah wilayah yang diurus oleh rumah tangga terkecil. Rumah sehat dengan ventilasi bagus (bukan mahal), rumah yang menggunakan energi sekitar (matahari, angin,dll). Termasuk penggunaan air sehat yang disediakan secara terjangkau oleh pemerintah. 

Zona II lebih pada aktivitas ekonomi yang menjadi sumber kehidupan warga. Bisa berupa perkantoran, pabrik-pabrik penghasil kain, elektronik, tambak, peternakan, usaha pangan berbasis rumahan. 

Zona ini menjadi zona ekonomi yang saat ini memang menjadi mayoritas persentasenya di wilayah Jabodetabek. Dan zona II ini menjadi akar persoalan yang sesungguhnya mengapa terjadi polusi parah di wilayah ini. 

Era industrialisasi dengan konsep pertumbuhan ekonomi telah menjadi akar masalah berbagai proses pembangunan yang tidak pernah meletakkan zona II sesuai dengan kebijakan, aturan dan ketentuan yang ada. 

Tentu berbagai aktifitas pabrik, perusahaan, transportasi, perkantoran, hotel dan usaha perdagangan lainnya sudah jauh diatas ambang keseimbangan akan wiayah ini. 

Padahal dalam konsep Permakultur, eksploitasi terhadap sumber daya alam harus berbasis pada 3 etika di atas.

Zona III: Sungai, taman kota, hutan, pepohonan, tempat bermain. Ketidakrelaan pada membagi zona pada wilayah publik menjadi satu masalah serius untuk polusi kota yang semakin membahayakan. 

Jika pemerintah atau negara hanya fokus pada zona II sebagai upaya satu-satunya dalam menuju kesejahteraan ekonomi dengan eksploitasi habis-habisan, maka konsep dengan zona III tidak akan pernah menjadi fungsi menyeimbangkan  pencemaran kota. Menurut aturan /regulasi taman kota ...persen. 

Buktinya mungkin hanya sekian persen dari luas wilayah. Wilayah ini menjadi aktifitas ramah bumi dimana warga menggunakan tehnologi tanpa energi fosil misal sepeda. 

Di ruang-ruang terbuka ini akan memunculkan berbagai aktifitas ekonomi, sosial, budaya yang rendah karbon. SUngai-sungai bersih akan dipenuhi berbagai pohon untuk menyerap emisi GRK yang memenuhi udara Jakarta. 

Pepohonan yang jumlahnya jutaan bisa hidup berbarengan dengan nafas manusia dan berbagai pencemaran asap pabrik dan kenderaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun