Indonesia memiliki ragam budaya, salah satunya tradisi makan Bersama. Dalam suku batak dan Bahasa batak adalah “Rap Mangan”. Rap Mangan berakar dari budaya lokal itu sendiri.
Di tahun 1980-an saat penulis masih kecil. Budaya Rap Mangan terutama di sore/malam hari adalah tradisi yang WAJIB hukumnya. Memiliki saudara 11 orang, maka jika 1 orangpun belum hadir maka “upacara” makan bersama ini tidak akan berlanjut.
Kami sang anak-anak yang suka bermain hingga ke lapangan terjauh, harus dijemput. Atau saat bermain di seputaran rumah maka kakak yang sudah lebih besar akan berteriak-teriak,
“Ber…………mulak. Beta M-A-N-G-A-N.’ Kode ini menjadi kode bersama. Namanya juga kampung, riuh-rendah suara anak-anak berkeliaran. Sehingga saat kode ini disampaikan, maka telinga kami khususnya anak-anak mamak kami akan langsung “cling.” Waktunya pulang dan makan bersama.
Apa makna yang bisa kutarik dari proses Rap mangan ini.
- Berbagi bersama
Kemiskinan dan kesederhanaan berdampak pada “menu makanan” yang tersedia . Hanya ada nasi, lauk dan sayur mayur seadanya. Sayur dan lauk disebut, “Masak Tolu” Masak Tolu yang terdiri dari air, sayur dan garam. Hanya karena keterbatasan. Tapi bagi kami lauk itu kelezatannya akan terasa hingga ke ujung sumsum. Itu jaman dulu. Sekarang ada perubahan terkait konsep hidup, menu, jumlah anak hingga gaya hidup. HokBen sebagai salah satu “penyedia” kebutuhan makan menginisiasi sebuah layanan makan yang innovative. Bagi kami, keluarga kecil dengan konsep 2 anak akan berdampak pada model makanan yang tersaji. Sajian model dulu yang Masak Tolu mengalami perubahan radikal bahwa menu harus diubah menjadi Menu Utama, tambahan dan pelengkap. Menu utama adalah nasi, tambahan adalah termasuk sayur yang direpresentasikan pada “olahan sayur mayur, warna hijau, orange, atau salad ” , daging yang diolah lebih sehat dan menarik buat anak jaman sekarang. Kemudian “dessert” berupa es krim, ,puding dan menu tambahan yang dulu adalah makanan mewah. Tetapi saat ini sudah menjadi menu utama. Perubahan ini direspon dengan baik oleh HokbBn dengan menyediakan menu yang sesuai dengan perubahan jaman.
Konsep berbagi adalah bagaimana ikan sekilo bisa dinikmati bersama. Setiap orang harus sabar menunggu giliran. Sekerat daging harus dibagi seadil-adilnya. Seperti pepatah, “Banyak habis, dan sedikit cukup.” Anak-anak dilatih untuk tidak kemarut. Kondisi ini melatih kami anak-anak untuk bersikap lebih sabar. Praktek hidup antri yang bagi orang lain adalah keanehan, bagi kami adalah sesuatu yang biasa. Yang kurasakan saat ini adalah ketika ada sesuatu yang harus dibagi inilah yang terjadi. Secara pribadi saya tidak akan marah jika tidak mendapat bagian. Mungkin adalah sesuatu yang memicu kemarahan bagi orang lain.Tapi bagi saya itu adalah hal wajar. Di kantor kami, terkadang banyak “makanan””Oleh-oleh” “hadiah” berupa barang, makanan, atau bentuk lain. Bagi saya ketika saya tidak mendapat bagian, bukanlah menjadi sesuatu yang buruk. Konsep mendapat bagian syukur, tidak mendapat tidak apa-apa. Kepahitan hidup akhirnya memaksa kami anak-anak untuk berbagi bersama. Mungkin itulah manfaat saat Rap Mangan=Makan Bersama.
- Mengobrol, Berbincang dan Saling Memotivasi
Dasar kehidupan geografis hidup kami adalah pertanian dan guru sebagai profesi ibu dan ayah kami. Sama dengan kehidupan lain, pagi hingga sore adalah saat mencari kehidupan. Ayah dan ibu mengajar pagi hingga siang. Dilanjutkan dengan bertani. Sementara anak-anak kecil bertanggungjawab untuk seluruh kebersihan rumah, perlengkapan rumah, mempersiapkan lauk untuk seluruh keluarga. Moment sore hari atau malam dengan Rap Mangan adalah waktu yang tepat untuk mengobrol. Berbincang dan menanya kabar. Capai selama 1 hari dilepaskan dalam moment Rap Mangan ini. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah tulisan tentang jam-jam terpenting. Jam 16-20.00 wib adalah masa terpenting dimana hormon endorphin paling sedikit. Sehingga suasana rileks, nyaman ada di puncak jam ini. Sebelum mengerjakan PR, ayah dan ibu akan bertanya soal perkembangan di kelas.
Situasi ini sangat penting juga di situasi zaman sekarang yang serba cepat, serba efektif, efisien. Suami saya sering meminta kedua anak kami untuk makan bersama di Minggu pagi. Mengajak ngobrol lebih lama. Karena Senin-Jumat selalu sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sabtu sibuk dengan acara adat, pesta dan tradisi lokal lainnya. Saya menyadari bahwa anak kedua saya ternyata suka makanan olahan yang mengandung unsur terigu, daging dan banyak “sayuran” berwarna hijau.Sedangkan anak pertama saya lebih suka pada makanan segar dan warna mencolok. Yaitu unsur buah. Hal ini saya lihat dari bagaimana mereka merespon makanan yang selalu saya sediakan. Inilah fungsi makan bersama. Berbincang,mengobrol dan curhat lebih puas. Karena waktu yang cukup banyak.
Media Menanamkan Nasehat Baik
Para ahli psikologi mengatakan bahwa saat terbaik untuk menasehati anak adalah pada saat suasana hatinya nyaman, waktunya yang tepat. Bukan saat kondisi lagi sedang marah, emosi dan sehabis dimarahi. Hal ini selalu saya lihat dilakukan oleh ibu saya dulu. Sambil makan, ibu berusaha menanamkan nasehat-nasehat secara tidak langsung. Memberi contoh prilaku buruk yang tidak usah ditiru. Memberitahu tokoh-tokoh yang bermanfaat bagi dunia. Menasehati agar rajin belajar.”Kami tak punya ladang atau sawah luas yang bisa kami wariskan. Belajarlah baik-baik sesuai minat dan kemampuan. Hanya itu warisan yang hendak kami turunkan.” Saat makan dan asyik dengan kunyahan, nasehat itu terpaku jelas di otak. Dan secara tak sadar terus terngiang di otak. Hal itu kini kuadaptasi di jaman sekarang. Saat momen makan, saya menggunakan media ini menasehati kedua anak laki-laki saya. “Bang..beruntung lho punya Ayah seperti itu. Mau menemani kalian bermain layangan, mandi di sungai. Dulu aja kakek jarang mau nemani Mamak main-main.” Berbagai nasehat baik meluncur saat suasana Rap Mangan model sekarang. Saya juga mengadaptasi model makanan suguhan Hokben. Variasi yang lebih beragam. Yang diolah serba praktis namun menarik hati anak. Sungguh pilihan bijak di situasi yang serba sibuk ini. Sebagai ibu yang juga pekerja yang memiliki banyak beban pekerjaan, menu variatif yang ringan, biaya murah dan dapat disajikan dengan cara sederhana.
Warna Warni Keindahan Menu HokBen
Branded warna Kuning dan orange menjadi dominasi dan sangat menarik hati. Pasti anak yang melhat ini akan terus tergoda. Gambar-gambar tokoh yang mungil dan menarik di wadah nasi..
Warna Menggoda
Warna yang menggoda : Kuning, kehijauan, putih . Menimbulkan selera dan secara tak sadar mendorong “libido” untuk menikmati kelezatannya. Lidah yang memiliki struktur sempurna untuk mengecap rasa sangat “klik” dengan warna yang dihadirkan oleh HokBen. Indonesia yang merupakan negara tropis tentu menghasilkan buah-buahan cemerlang dengan rasa “sangat” telah direspon oleh HokBen dengan memilih warna-warna “attraktif”. Coba kita bedakan warna pel, watermelon, buah pear adalah buah-buah import yang warnanya sangat lembut dan standard. Kita ambil contoh buah durian, buah nangka, buah rambutan,kueni dan berbagai ratusan jenih buah lokal Indonesia.
Warnanya sangat atraktif.Kuning tajam, merah menyala, hijau tua hingga orange menggoda. Dan mata orang Indonesia suka keragaman ini. Bereksplorasi, menjelajah lidah orang Indonesia sudah sesuai. Baiknya HokBen semakin mengadaptasi ketajaman dan corak cemerlang warna-warna ini semakin intens diadaptasi secara terus-menerus. Originalitas memang tetap dipertahankan. Tetapi lokalitas dimana HokBen ingin bertumbuh, berkembang dan “kena ke hati” pelanggan di Indonesia harus berbasis warna-warni Indonesia. Kunyit dengan warna kuning cemerlang dulu adalah sesuatu yang dikaitkan dengan ketradisionalan. Misalnya dikaitkan dengan jamu, herbal sesuatu yang diagungkan orang-orang tua dulu. Tetapi kita bisa out of the box dengan mempertimbangkan kunyit dengan ketajaman kuningnya bisa dikonsepkan menjadi sesuatu yang penuh keindahan , yang muda, innovative, modern dan mencerahkan.
Ketajaman Rasa
Lidah orang yang hidup di daerah tropis terlatih dan terbiasa dengan rasa yang sangat tajam. Rasa asin yang mendalam, asam yang menaikkan ujung rambut,rasa manis hingga sampai ke ulu hati, rasa-rasa yang sangat menggoda. Bahkan durian yang tak terdefenisikan rasanya hingga kelezatannya,kelembutannya dan rasanya tajam memikat hingga mata terkejap-kejap. Ketajaman rasa ini memang sudah diramu oleh HokBen dengan pilihan olahan daging sapi dengan bumbu sedap memikat. Persentase asin yang sebelumnya hanya 50% sebaiknya dinaikkan ke angka 65%, rasa asam yang mungkin selama ini hanya 67% bisa dinaikkan degree nya menjadi 89% karena banyak pilihan sumber rasa asam yang tersedia ada asam jeruk nipis, asam potong, asam jungga atau berbagai pilihan asam lain. Pencampuran “foreign taste” dengan “local taste” adalah pilihan terbaik saat ini. Sesuatu yang dicari. Sesuatu yang menjadi kombinasi menggoda dan akan menjadi pilihan di jaman dan situasi saat ini.
Aneka Rupa-rupa dan Bentuk
Belajar buah-buahan adalah salah satu metode mengenalkan bentuk pada anak. Bulat, runcing, kecil, pendek, panjang adalah bentuk-bentuk beragam dan menjadi kekayaan luarbiasa. Bayangkan pohon nangka yang buahnya besar melebihi 3 kali besar bola, mari kita membayangkan buah mangga imut dari Toba, atau mari kita berselancar ke pohon-pohon tinggi dimana ada buah-buah bulat kecil berwarna kuning mulai dari duku, rambe, ….Atau buah rambutan dengan merah keriting yang lebat. Kecil-kecil menggemaskan. Bentuk-bentuk lucu hingga berbagai ukuran pisang. Pisang kecil, pisang besar dengan lekuk panjang. Keunikan, kelucuan dan rupa-rupa indah ini bisa diadaptasi oleh HokBen menjadi basis membentuk rupa-rupa makanan aduhai. Bentuk keren dan rasa mantap. Godaan atas rupa dengan daging udang menggoda adalah innovasi unik dan akan lebih mantap ketika diperkaya dengan rupa-rupa sebagaimana buah di Indonesia.
Lihatlah semarak warna-warni diatas. Putih, krem, coklat, dan hijau. Menggambarkan warna-warni kehidupan. 4 nasi yang kemudian dipaketkan dengan sayur-sayuran, olahan daging serta menu tambahan lainnya. Tidak dipisahkan satu perpaket. Harus dibagi bersama. DI dalam satu hidangan. Untuk nantinya saling berbagi. Adaptasi Rap Mangan sebagai akar budaya Asia diadaptasi oleh HokBen dengan pilihan 4 dan 6 orang bersama ini. Sebuah konsep Kebersamaan.
Daging ayam adalah hidangan special saat Rap Mangan jaman dulu. Kini HokBen menghidangkan olahan ayam dibawah ini. Rupanya menggoda.
Begitulah cita rasa makanan ala Indonesia dengan konsep praktis, lezat dan Nikmat...Mudah-mudahan dapat semakin berkembang dan memiliki konsep Kolektifitas. tentu kaitannya dalam kerangka Berbagi. berbagi kebahagiaan, berbagi ide demi meningkatkan kualitas hubungan antara keluarga, kolega, teman dan sesama masyarakat. Mari kita kembangkan konsep RAP MANGAN=Makan bersama seraya menikmati menu lezat HokBen..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H