Era Gratis di Semua Lini
Memang tidak ada yang kebal dengan  resiko digital, yang menghadirkan era gratis dalam berbisnis.  tidak hanya industry kreativitas, bahkan produk fisik dan profesi yang terkesan terisolasipun, menghadapi tantangan disrupsi digital. Ketika industri manufaktur digital dan pencetakan 3Dimensi memperkenalkan wujudnya beberapa waktu yang lalu, ancaman dan tantangan berbagi file mulai menghantui industry fisik, termasuk profesi  terisolasi seperti  manajemen acara atau pemasangan kolam renang, menghadapi tantangan dan ancaman serupa di era digital.
Kehadiran printer 3 Dimensi yang dapat membuat objek 3D dikomentari para penentang sebagai teknologi terlalu mahal, barang yang dihasilkan tidak fungsional dan tidak  berkualitas.
Berkaca dari perkembangan dunia digital, yang selalu berkembang secara eksponensial, tumbuh lambat diawal namun kemudian berkembang cepat  sehingga mendisrupsi semua lini dengan gangguan teramat sangat bahkan mencerabut  dari akar. Akan tiba saatnya teknologi printer 3D hadir di rumah-rumah dan seperti kemudahan berbagi file yang telah membuat begitu murah dan mudahnya menghadirkan tontonan dan hiburan, maka boleh jadi printer 3D akan memudahkan menciptakan barang fisik yang fungsional. Ketika itu terjadi, DUNIA SEMAKIN GRATIS, pertanyaan besarnya, bagaimana berbisnis dalam dunia gratis dan bagaimana politisi berprilaku dalam dunia gratis tapi berbayar?
Berguru ke dunia hiburan, berbisnis secara gratisÂ
Teknologi  berbagi  file, terkhusus untuk dunia hiburan, berkembang begitu  pesat dengan penggunaan yang begitu mudah. Menemukan lagu  atau film favorit sangat mudah, termasuk untuk memindahkannya ke media lain, semudah one clik, bahkan  cukup satu sentuhan jari. Kabar baiknya, teknologi yang sama yang memungkinkan file dibagikan dengan mudah juga menawarkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk membangun hubungan pribadi dengan pelanggan dan penggemar.Â
Web memungkinkan artis dan bisnis untuk berbagi apa yang mereka lakukan dengan biaya yang sangat rendah sambil membangun hubungan dengan pelanggan, beberapa di antaranya akan menjadi penggemar, beberapa di antaranya akan menjadi penggemar berat. Bagaimana prilaku digital artis hiburan tersebut dapat dicopas ke profesi lainnya, dan apakah memungkinkan politisi menggunakan prilaku digital tersebut membangun hubungan dengan konstituen ?
.......................................bersambung besok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H