Menurut Sthepen hanya dengan kombinasi empat itulah manusia modern bahagia: gaji dengan besar (PQ, ekonomi), biarkan saya belajar (IQ, pendidikan), perlakukan saya dengan baik (EQ, hubungan), dan terimalah sumbangsih saya (SQ, kontribusi masa depan, warisan jasa agar dikenang, suara hati dan gairah hidup serta tujuan hidup).
Menurut T. Byram Karasu agar orang bahagia dapat melakukan ini:Â
Pertama, mencintai diri sendiri dan milik pribadi. Cinta diri yang disebut "narsisme" disalahpahami. Si Narsisus berkaca dalam bayangan dirinya di sungai sampai ia tenggelam. Semacam rasa kagum menatap bayangan dirinya di cermin lalu kena musibah, dalam hal mitos itu: tenggelam dan tewas.
Padahal orang lupa di tempat si narsisus jatuh tumbuh bunga. Semacam transformasi diri atau perubahan bentuk diri yang lebih wangi ketimbang tragedi. Cuma, kebanyakan kita terlanjur mendefinisikan si Narsisus sebagai tragedi dibanding transformasi diri yang lebih wangi dan positif.
Kedua, mencintai orang lain. Sebagian orang hanya bisa mencintai dan tidak bisa dicintai. Yang paling bahagia dapat mencintai dan dicintai.
Ketiga, mencintai pekerjaan. Pekerjaan adalah definisi pribadi dan social. Orang yang tuntas pekerjaannya berarti juga bahagia hidupnya. Sebaliknya, orang tidak memerhatikan pekerjaannya bisa jadi juga kesemrautan hidupnya?
Keempat, mencintai Tuhan. Tuhan harus dipandang lebih pada kualitas sifatnya untuk diamalkan, bukan ilmu perdebatan dengan keberadaan Tuhan dan bentuk-Nya. Misalnya, Tuhan Maha Kasih, orang percaya Tuhan sebaiknya menebarkan kasih, Tuhan Maha Adil, manusia dapat menerapkan keadilan dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H