Termasuk, beribadah, pindah agama, pindah kota, pindah pekerjaan, pindah pasangan. Bahkan mereka yang konsumsi Narkoba, Miras, judi, zina, selingkuh, kata mereka mencari ketenangan?
Oleh karena itu, lembaga pendidikan atau pihak sekolah mendaur ulang makna kecerdasan. Di sekolah kita akhirnya bisa membaca, menulis, dan menghitung sesuai dengan kadar masing-masing. Itu prestasi akademik yang cukup berhasil kita peroleh dari sekolah. Kita perlu terima kasih akan hal itu.
Namun, bekalangan orang mulai mencari kecerdasan lain yang perlu dihayati dalam kehidupan. Sampai timbullah istilah kecerdasan majemuk (MI) versi Howard Gardner. Daniel Goleman berupa kecerdasan emosi (EQ), dan Danah Zohar dan Iaan Marshal, kecerdasan spiritual (SQ). Sebelumnya ada ledakan kecerdasan inteligensia (IQ) paska abad pencerahan ilmu pengetahuan.
Bagi, Sthepen R Covey itulah bedanya dulu dengan kini, dulu pencarian orang adalah karakter sedangkan kini kepribadian. Karakter bersifat mendasar sedangkan kepribadian sesuatu yang dilatihkan atau direkayasa secara SMP (sikap mental positif). Maka Covey menawarkan 7 kebiasaan efektif sebagai karakter, bukan kepribadian. Belakangan Covey menyempurnakannya menjadi 8 kebiasaan.
Agar orang bahagia kata Sthepen R Covey perlu mengembangkan setidaknya empat pola dasar kecerdasan ini:
Pertama, kecerdasan fisik (PQ). Untuk ini, setiap orang perlu kebutuhan jasmani atau biologis. Maka secara ekonomis mapan atau pekerjaan, gajilah saya dengan besar.
Kedua, kecerdasan intelektual (IQ). Untuk ini, setiap orang perlu belajar sepanjang hayat, biarkanlah saya belajar dan mengembangkan diri.
Ketiga, kecerdasan emosional (EQ). Untuk ini, setiap orang dapat membina hubungan baik. Intinya, perlakukan saya dengan baik.
Keempat, kecerdasan spiritual (SQ). Untuk ini, setiap orang dapat memberikan sumbangsih dan kontribusinya. Biarkan saya memberikan sumbangsih saya dalam kehidupan atau pekerjaan ini.
Permasalahan dalam dunia industri modern, mungkin Anda digaji besar, tetapi diperlakukan dengan buruk tanpa hormat. Mungkin Anda diperlakuan dengan baik, tetapi digaji murah.Â
Barangkali Anda digaji besar dan diperlakukan dengan baik, tetapi tidak pernah diizinkan belajar. Mungkin Anda digaji besar, diperlakukan baik, dan diizinkan belajar, tetapi tidak pernah didengar sumbangsih atau kontribusinya.Â