Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Positif, Luhut Panjaitan Senekat Donald Trump Menghadapi Corona?

10 Mei 2020   16:01 Diperbarui: 10 Mei 2020   16:05 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Rachman Haryanto dari finance.detik.com

Kabar beritanya, Amerika Serikat (AS) termasuk negara dengan penyebaran tertinggi virus corona. Begitu pun, banyak laporan yang mengatakan Trump gagal mengantisipasi corona masuk Amerika. Sampai, Mahadhir Mohammad membandingkan negara Eropa Barat, khususnya Amerika dan Francis tidak disiplin menangani corona, sedangkan negara bagian Timur tampaknya lebih disiplin. Tentu saja, dengan pola sosialis, masyarakat terbiasa nurut sedangkan dalam demokrasi rakyat menentukan pilihan, bebas?

Tentu saja, Donald Trump pastilah memerhatikan warganya. Saya kira tidak seperti banyak berita di media, seakan Trump lebih mementingkan ekonomi daripada nyawa warganya? Dia tentu saja sebagai presiden dan para menterinya mempunyai pertimbangan tersendiri terkait dengan covid-19? Banyak orang mencela terkait dengan kebijakan corona, bahkan bukan orang Amerika? Itu sesuatu yang barangkali sedikit menggelikan buat Trump? Dia kok yang ngurus negaranya, ngapain peduli berlebihan?

Kurang lebih hal yang sama, setidaknya, mirip dialami Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia pada juli 2016 dan dipilih kembali pada masa Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin periode 2019--2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Pak Luhut pun banyak dipandang negatif di Indonesia? Misalnya, ciutan Faisal Basri, "Luhut Panjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19," Faisal dalam akun Twitter @FaisalBasri, dilihat detikcom, Jumat (3/4/2020). Belakangan, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menyebut Luhut Binsar Pandjaitan hanya memikirkan uang?

Dua pernyataan itu menunjukkan betapa negatifnya gambaran Luhut di mata mereka. Tentu ada pihak lain yang mengamini pandangan Faisal dan Didu? Namun, perlu juga direnungkan balik, andai kita semua katakanlah lockdown gara-gara covid-19? Tidak ada orang yang berpikir lain sebagaimana halnya Luhut dan Trump. Jangan-jangan juga kita ini hidup, tetapi akhirnya mati dalam tempat tidur masing-masing.

Bukankah lebih positif, sebagaimana halnya Trump atau Luhut dalam beberapa hal? Keduanya ingin tetap menghadapi kenyataan hidup meskipun berat. Ini bukan berarti menentang aturan atau anjuran pemerintah.

Saya ingin membuat imajinasi atau khayal belaka ini.

Ibaratkanlah virus corona sama dengan penjajah zaman dulu? Ketika penjajah datang ke nusantara, banyak orang hanya diam di rumah atau lari tanpa nekat melakukan perlawanan. Mungkin karena takut mati atau sebab lain. Pada saat yang sama, banyak juga orang yang segera mengangkat senjata melawan penjajahan. Nah, siapakah yang menjadi pahlawan kemudian yang termaktub dalam buku sejarah? Kan, mereka yang melawan penjajah, bukan mereka yang tidur di rumah atau bersembunyi di pelarian?

Bandingannya, corona datang memang bukan berwujud manusia seperti penjajah. Lalu, ada pejabat yang buru-buru mengumumankan lockdown biarpun presiden misalnya belum mengumumankan itu? Pada bagian lain, ada tokoh atau pejabat masih berupaya agar aktivitas ekonomis masyarakat misalnya tetap jalan?

Orang berbeda pendapat katanya yang dengan lockdown lebih mengutamakan nyawa manusia daripada ekonomi? Tetapi coba balik juga, apalah artinya nyawa manusia kalau dia harus mati kelaparan di tempat tidur dibanding mati dalam mencari nafkah? Sekali lagi, ini bukan maksudnya ingin menentang kebijakan pemerintah terkait covid. Bukan juga menyepelekan covid.

Tetapi, betapa kita ini butuh banyak pola pemimpin asal masih tujuannya demi kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia. Misalnya, banyak orang memuji Anies Baswedan karena begitu tanggap dengan covidd di DKI? Sayangnya, kita kurang mengapresiasi pola Luhut Panjaitan yang juga berupaya menyelamatkan investasi Indonesia. 

Saya rasa, kita perlu angkat topi atas kenekatan di atas keberanian Pak Luhut berupaya menyelamatkan investasi Indonesia di tengah pandemi ini. Termasuk ingin tetap melanjutkan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan. 

Logika Luhut perlu kita pandang positif demi kepentingan bangsa daripada sekadar mengikuti pengkritik Luhut yang berlebihan, sebagaimana dikaitai Faisal dan Didu. 

Apalagi, Luhut mantan militer tentu saja ia lebih suka menantang maut daripada si kawan yang hanya bisa teriak: mundur, mundur, mundur!

Dalam hal itulah, saya rasa Luhut sekaliber Trump menghadapi tantangan dan sulitnya situasi dan kehidupan. Nah, siapakah pemenangnya kelak? Apakah mereka penakut atau yang nekat? Sejarah yang membutikannya, kata almarhum Gus Dur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun