Yudian, tidaklah pernah mempertentangkan agama dengan Pancasila. Tetapi, justru, dengan ucapan Yudian yang agak disalahpahami menjadi semacam batu ujian, menjadi semakin jelas: "banyak di antara kita tampaknya sedang berusaha menentang Pancasila?" Hal, itu dapat dilihat dari komentar orang yang tampaknya beragama, padahal kurang memahami agamanya secara lebih mendalam?
Syukurlah pemerintah masih membela Yudian di BPIP, kalau pemerintah mengikuti hasrat segelintir orang itu dengan bahasa propaganda kolektivitas itu dituruti, mereka akan merasa selalu menang jika berbeda pendapat dengan memaksa tekanan massa? Dalam iklim demokrasi, pro-kontra, bahkan kontroversi adalah keniscayaan. Tapi, di situ pun, komunikasi silang pendapat. Minimal saling mendengar dan berupaya memahami berbagai sudut pandang menjadi penting dilakukan.
Setahu saya, pak Yudian, orang yang sangat menerima kritik, bahkan sekalipun dilakukan agak kasar. Tetapi, bagaimana dengan mereka yang mengkritik apakah juga dapat menerima kritiknya?
Kalau istilahnya harus pencopotan atau pembubaran BPIP, pastilah orang yang demikian berlebihan atau ekstrem, bukan dialog? Atas dasar itulah, saya rasa mempertahankan Yudian di BPIP lebih penting daripada menyahuti tuntutan berlebihan dari sebagian orang itu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H