Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DBD Serang Ahok ke Rumah Sakit, Sedangkan Demo Buat Ahok ke Rumah Tangis?

13 Desember 2016   12:16 Diperbarui: 13 Desember 2016   12:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: (AP POOL/Tatan Syuflana), http://www.beritasatu.com

Siapa yang tak kenal Ahok dengan temperamen gaya kepemimpinannya yang meledak-ledak, blak-blakan, konfrontatif, keras, dan untuk tidak menyebutnya terbawa "logat Bangka Blitung" dari Sumatera ke Jakarta.

Siapapun kerap ditantang Ahok, dari DPRD DKI hingga ormas-ormas. Bahkan, tempat yang konon dilindungi premen digusur habis Ahok?

Pihak BPK sampai KPK disambangi Ahok, karena beberapa dugaan penyalahgunaan pemerintahannya? Tapi, akhirnya, Ahok dinyatakan tak bersalah? Sampai muncullah dua istilah seteru kawan sekampung. Ahok versus Yusril. Ahok menyebut Yusril hebat, karena selalu lepas jeratan hukum yang melilitnya. Dibalas balik, Yusril ke Ahok, jika saya bebas dari tuduhan dengan berbagai upaya hukum, sedangkan Ahok tanpa berbuat apa-apa pun, bebas. Maka, oleh Yusril dinamailah Ahok sebagai si “sakti?”

Mungkin, karena “kesaktian” semacam Ahok itulah, Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian dalam pidato pada aksi super damai 212, sempat agak ceplos membandingkan penanganan Ahok yang dilakukan polisi jadi tersangka dibandingkan di KPK? Meski kemudian, Pak Tito merasa perlu minta maaf atas ucapannya itu.

Sebegitu kuatnya Ahok, hingga ada politisi atau komentator yang menghubungkan Ahok dengan kekuatan besar dunia, yang bermain di belakangnya? Entah itu tuduhan atau kecemasan belaka? Ataukah propaganda biasa? Yang jelas, kelihatan menurut kombor Abang-abang di lopo, Ahok tampak masih “tegar” sekalipun di demo jutaan ribu orang? Yang lain, menyanggah, itu hanya di luar, di dalam siapa yang tahu, mungkin juga ia sangat cemas?

DBD?

Sekitar bulan Maret 2016, Ahok kabarnya diserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Gigitan-Jentik nyamuk itu konon berasal dari dispenser dapat membaringkan Ahok ke rumah sakit, sekitar 3 hari. Namun, bagi Ahok sendiri secara klakar menyebut karena gigitan kurang kuat sehingga ia dapat beraktivitas normal, kembali. Padahal, menurut dokter seharusnya ia butuh beristirahat minimal 7 hari.

Demo, 4/11 & Aksi 212?

Tanggapan Ahok terkait 4/11 dan 212 sepertinya Ahok berupaya tenang dan biasa saja. Bahkan, sampai pihak polisi menetapkannya tersangka, Ahok dengan tim kuasa hukumnya masih sempat ucapkan: terima kasih.

Kecuali, dalam pembacaan eksepsi Ahok kini. Ahok beritanya menangis, terdengar isak tangis Ahok. Dan beberapa kali ia menghapus air matanya? Apalagi ia mengisahkan bagaimana kedekatannya dengan orang Muslim. Dari saudara, ayah angkat, guru, dan bergaul dengan masyarakat Muslim. Artinya, dalam nota pembelaan itu, Ahok ingin menjelaskan ia tak berniat dan bermaksud menistakan agama Islam?

Sebagai manusia, insan biasa, tentu saja kita semua perlu saling berempati, termasuk dengan tangisan Ahok? Janganlah terlampau jauh memaknai tangisannya sementara, atau mendua, anggaplah itu tangisan murni dari lubuk hati yang dalam sesuai dengan eksepsinya?

Namun, yang kontra Ahok, tangisan tidaklah membuat harus iba, hukum tetaplah ditegakkan, kepada siapa saja yang terbukti bersalah dalam putusan hakim? Apakah kemudian, tangisan Ahok membawanya ke rumah pribadi, rumah dinas DKI, ataukah ke rumah..tahanan? Marilah kita coba berempati saja, tanpa berlebihan lebih awal menghakimi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun