24. Kebetulan menurut data kepolisian Australia, tersangka dinyatakan mengalami gangguan jiwa dan sedang konsultasi dengan ahli kejiwaan
25. Kebetulan tersangka pernah 4 x percobaan bunuh diri dan pernah dikasari mantan pacarnya
26. Kebetulan tersangka mengambil kuliah desain, yang sedikit banyak pasti memiliki pengetahuan tentang tata ruangan, jarak antar benda, dsb.
Pertanyaannya apakah 16 kebetulan yang pertama itu memang kebetulan saja atau disengaja ? Hanya Tuhan dan tersangka yang tahu kebenarannya.
Pertanyaan ke 2, kalau bukan tersangka yang menaruh racun tersebut, berarti kemungkinan adalah orang lain (pegawai cafe disuruh seseorang ?), kalau itu yang terjadi berarti melibatkan jauh lebih banyak orang, namun sampai sekarang toh belum ada kebetulan-kebetulan yang mengarah ke tersangka lain.
Bisik-bisik, cerita dari teman ke teman, katanya ada beberapa cerita yang beredar di antara teman (entah benar atau tidak, sekali lagi mungkin hanya Tuhan, tersangka dan orang-orang dekat tersangka yang tahu).
· Kabarnya bapaknya tersangka dekat dengan seorang pengusaha besar di Indonesia, dan memiliki banyak properti dan bisnis yang tersebar. Salah satu bisnisnya adalah trading bahan kimia.
· Di suatu hari yang cerah .. ada seorang pramugari yang sedang libur, menikmati harinya dengan mengayuh sepeda keliling kompleks perumahan. Tiba-tiba ada seseorang yang melompat ke belakang sepedanya, pramugari berparas lumayan itu kaget, dan begitu menoleh ke belakang, ada seorang perempuan muda yang mengajaknya berkenalan, yang ternyata tetangganya. Dia menjadi tenang karena melihat sesama perempuan namun agak bingung dan heran dan melayani perkenalan tersebut. Begitu kasus kopi racun heboh di tv, dia baru sadar orang yang mengajaknya berkenalan tempo hari adalah si tersangka.
Silakan pembaca menilai sendiri apakah benar tersangka yang menaruh racun. Banyak yang menilai kasus ini terlalu “gampang” , pasti ada konspirasi dan sebagainya. Bisa saja, namun bisa juga, kasusnya memang “gampang dan sederhana” namun tersangka sangat licin sehingga sulit mencari alat bukti yang terang benderang. Yang jelas, semoga hakim, jaksa, dan pengacara semua diberikan hikmah dalam menyatukan kepingan-kepingan permainan puzzle ini, sehingga misteri terkuak, dan yang bersalah harus menanggung resiko perbuatannya.
Selamat Berakhir Pekan, Jangan lupa minum kopi ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H