Mohon tunggu...
Chintya Aisyah
Chintya Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya adalah seseorang yang gemar berinteraksi dan memiliki ketertarikan pada hal-hal yang menyangkut sosial

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Sistem Pangan yang Kuat dan Resilient untuk Generasi Mendatang

1 November 2024   04:27 Diperbarui: 1 November 2024   08:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sistem pangan. Pertanian organik, misalnya, tidak hanya baik untuk kesehatan tanah tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Teknologi irigasi hemat air dan penggunaan pestisida alami juga dapat mendukung praktik pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan ekosistem. Laporan oleh World Bank mengungkapkan bahwa "Inovasi teknologi, seperti penggunaan benih genetik modifikasi dan pertanian presisi, dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi dampak lingkungan" (World Bank, 2020). Teknologi ini dapat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

Setiap daerah memiliki potensi pangan lokal yang berbeda, sehingga kebijakan desentralisasi dapat membantu setiap wilayah memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Dalam jangka panjang, pendekatan berbasis lokal ini akan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok pangan jarak jauh, yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena transportasi dan emisi karbon yang dihasilkan.

Peran pemerintah sangat krusial dalam menciptakan kebijakan yang mendukung keanekaragaman pangan. Kebijakan yang mengatur tata kelola lahan agar petani dapat mengakses lahan produktif, serta regulasi yang memberikan insentif bagi produsen pangan lokal, akan menjadi faktor kunci dalam mempercepat adopsi diversifikasi pangan. Pemerintah juga dapat mendukung penelitian untuk pengembangan produk pangan lokal yang bernilai tambah tinggi. Menurut laporan dari UN Food Systems Summit 2021, "Kebijakan yang mendukung petani kecil dan meningkatkan akses mereka terhadap sumber daya sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan" (UN, 2021). Kebijakan yang inklusif dapat membantu menciptakan sistem pangan yang lebih adil dan efisien.

Riset dan inovasi sangat diperlukan untuk mengeksplorasi potensi tanaman lokal sebagai sumber pangan utama. Melalui inovasi, berbagai produk pangan lokal bisa dikembangkan menjadi produk olahan yang bernilai jual tinggi, sehingga dapat menarik minat masyarakat luas untuk mengonsumsinya. Dengan demikian, tanaman pangan lokal tidak hanya bertahan sebagai komoditas tradisional tetapi juga menjadi produk yang kompetitif di pasar.

Ketahanan pangan yang adaptif dan resilient akan memberi Indonesia landasan kuat dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Mengingat perubahan pola konsumsi masyarakat dari yang beragam menuju homogen, perlu ada upaya serius untuk mengembalikan keanekaragaman pangan sebagai bagian dari identitas masyarakat Indonesia (Abdullah, 2024). Keanekaragaman ini juga akan memperkaya nilai budaya dan tradisi pangan lokal yang kian tergerus oleh globalisasi.

Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia memaparkan bahwa keanekaragaman pangan bukan hanya soal jenis tanaman yang tersedia, tetapi juga menyangkut keberlanjutan budaya pangan lokal. Dengan memberdayakan potensi lokal, setiap daerah di Indonesia akan memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri tanpa harus bergantung pada pasokan dari luar.

Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan resilient untuk generasi mendatang memerlukan kesadaran kolektif akan pentingnya keanekaragaman pangan. Langkah ini melibatkan perubahan pola konsumsi, kebijakan yang mendukung pangan lokal, dan adopsi teknologi ramah lingkungan dalam pertanian. Dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati yang dimiliki, Indonesia tidak hanya bisa memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga melestarikan budaya pangan yang kaya akan nilai historis dan ekologis.           

Penting bagi pemerintah, akademisi, dan masyarakat luas untuk terus mendorong kebijakan dan praktik yang mendukung keanekaragaman pangan agar ketahanan pangan Indonesia tetap kokoh di tengah perubahan zaman. Dengan demikian, generasi mendatang akan memiliki sistem pangan yang adaptif, resilient, dan mandiri, yang menjadi kunci keberlanjutan bagi Indonesia yang lebih sejahtera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun