PRINSIP PERCAKAPAN DALAM PRAGMATIK
 Pada hakikatnya komunikasi adalah interaksi menjalin hubungan sosial yang dilakukan dengan menggunakan ungkapan kesopanan dan ungkapan implisit. Dalam interaksi yang baik akan terjadi komunikasi antara penutur dan mitratutur yang mengarah pada terjadinya kesalingmengertian sehingga omuniasi yang terjalin sangat efetif. Leech (dalam Sudiara, 1999:2) menyataan bahwa hakikat bahasa tidak akan membawa hasil seperti yang diharapkan tanpa disadari oleh pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komuikasi.Â
A. Prinsip-Prinsip Percakapan dalam Pragmatik
1. Prinsip Kerjasama
 Grice dalam Wijana (1996 : 46) menyatakan bahwa dalam prinsip kerjasama, setiap penutur mematuhi empat maksim percakapan yaitu :
-Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya.
-Maksim Kualitas
Mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Misalnya seseorang harus mengatakan bahwa Ibu Kota Indonesia adalah Jakarta, bukan kota yang lain, kecuali kalau orang tersebut benar-benar tidak mengetahuinya.
-Maksim Relevansi
Maksim ini mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan.