Seyogyanya dengan subsidi pemerintah, mahasiswa di kampus-kampus negeri menikmati layanan yang lebih murah, bukan malah membebankan biaya-biaya yang di luar dari ketentuan yang berlaku, dan semakin ironisnya, para orangtua pun berlomba untuk memberikan dana yang lebih besar demi anaknya bisa masuk ke perguruan tinggi negeri tersebut.
Jadi seharusnya kampus itu tidak ada biaya? Bukan begini konsepnya. Sebagai bagian dari Pendidikan tinggi di Indonesia, kampus-kampus negeri tentu dapat membebankan biaya kepada mahasiswa.Â
Meskipun mendapatkan subsidi dari pemerintah, kampus-kampus negeri juga tentu masih membutuhkan pendapatan dari layanannya kepada masyarakat agar mampu lebih mandiri dalam mengembangkan layanan dan kualitas Pendidikan yang diberikan.Â
Tetapi tetap, biaya tersebut harus tercatat dan transparan serta tidak main dibawah tangan. Masyarakat sudah memberikan pajaknya kepada negara dan Sebagian digunakan untuk sektor Pendidikan tinggi, maka sudah sepatutnya biaya yang dikeluarkan mahasiswa (sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri) lebih murah dan lebih masuk akal dibanding biaya kampus non negeri lainnya.
Tidak semua hal di negeri ini harus membayar dan menyuap, saya mungkin segelintir orang yang tidak mengalami hal ini dalam proses pendidikan hingga pekerjaan yang saya lalui. Tapi semoga, cerita segelintir ini dapat memberikan prespektif lain tentang bagaimana Pendidikan di Indonesia yang masih mempunyai asa untuk berkembang.Â
Ada harapan tentang bagaimana negeri dengan bonus demografi ini mampu meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Asalkan tidak mematikan, cedera itu masih bisa disembuhkan kok. Indonesia Bisa.
Dari saya, yang meskipun berdarah-darah tapi tetap tercederai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H