Mohon tunggu...
Sinthia Nur Rahmawati
Sinthia Nur Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer | SEO Learner | Mahasiswi Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Seorang mahasiswi Sosiologi yang memiliki ketertarikan untuk menganalisis berbagai isu sosial menggunakan teori Sosiologi. Ini merupakan cara saya untuk memahami materi yang telah dipelajari sekaligus mengasah kemampuan saya menjadi seorang Content Writer yang berkompeten.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Kolong Tol: Kami Terjebak dalam Jurang Kemiskinan

3 Juli 2023   16:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   18:00 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain dengan imajinasi sosiologi, kita dapat menganalisis permasalahan ini menggunakan salah satu teori besar sosiologi, yaitu Teori Struktural Fungsional.

Analisis kasus menggunakan teori Struktural Fungsional

Pandangan struktural fungsional menganggap bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian yang saling berkaitan, jika salah satu bagian mengalami kerusakan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mempengaruhi struktur secara keseluruhan.

Pemerintah Indonesia melalui amanat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 memiliki komitmen mensejahterakan rakyatnya. Seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali, berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara". Maka pemerintah selaku pengemban mandat negara berupaya untuk merealisasikan kebijakan pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan secara serentak.

Dari definisi tersebut, dapat kita lihat bahwa adanya kehidupan tersembunyi di kolong Tol Angke merupakan wujud adanya disfungsi sistem dalam masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah masih belum mampu untuk mewujudkan amanat yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 dan pasal 34 ayat 1 tersebut.

Jika kita analisis lebih lanjut, disfungsi ini terjadi pada lembaga sosial, khususnya Kementerian Sosial yang masih belum mampu untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Permukiman di kolong Tol Angke ini tercipta karena mereka tidak mampu untuk membayar sewa rumah yang lebih layak. Seharusnya, pemerintah menyediakan program rumah sewa yang biaya sewa nya masih disanggupi oleh kelompok masyarakat miskin tersebut.

Selain itu, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Bina Marga harus melakukan tindakan untuk merelokasi kelompok masyarakat yang membuat permukiman di kolong tol ke tempat yang lebih layak dengan beban biaya yang masih mereka sanggupi.

Pada akhirnya, dapat kita pahami bahwa teori struktural fungsional memandang bahwa masalah sosial terkait kehidupan tersembunyi di kolong tol Angke dapat terjadi karena adanya disfungsi sistem atau lembaga sosial yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, peran pemerintah dan strukturnya sangat dibutuhkan untuk menciptakan fungsionalisme yang nyata di masyarakat sehingga masalah sosial yang terjadi dapat segera terselesaikan,

KESIMPULAN

Potret adanya kehidupan tersembunyi di kolong tol menunjukan bahwa ketimpangan sosial yang terjadi di Jakarta begitu tinggi. Fenomena urbanisasi yang tak terkendali menjadi salah satu faktor penyebab kondisi ini. Mereka, para pendatang, datang membawa harapan yang begitu besar untuk memperbaiki nasib hidupnya di perantauan. Namun, rendahnya pendidikan dan keterampilan yang dimiliki menjadi penghambat untuk mereka mendapatkan pekerjaan yang layak. Kondisi ini membawa mereka terperangkap dalam jurang kemiskinan yang begitu dalam.

Teori Imajinasi Sosiologi menganggap bahwa kehidupan tersembunyi di kolong tol merupakan masalah sosial yang terjadi karena adanya masalah personal yang dialami oleh banyak orang. Dengan menggunakan analisis ini, kita dapat mengetahui akar permasalahan yang dialami oleh masyarakat yang terjebak dalam jurang kemiskinan absolut, serta mengetahui bagaimana dampak masalah sosial ini mempengaruhi masalah personal yang dialami masyarakat tersebut.

Kehidupan tersembunyi di kolong tol ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk melakukan relokasi terhadap sekelompok masyarakat yang mendirikan permukiman di kolong tol tersebut. Mereka berhak mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah perlu membuat berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin tersebut agar memiliki keterampilan sehingga dapat memiliki mata pencaharian yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun