Ancala sosok yang dingin, misterius, kadang juga humoris sih tergantung situasi hehe. Namun Ancala sangat peduli dengan orang di sekitarnya.
Dialah yang membuatku menyukai alam, tantangan, dan juga dirinya.
Tak jarang aku menghabiskan waktu bersamanya di hutan menuju puncak gunung.
Cerita ini bermula saat aku dan dia masih duduk di bangku kuliah. Tepatnya 5 tahun yang lalu.
"Arunika, minggu depan'kan kita liburan semester. Gimana kalo kamu ikut aku?" ajaknya.
"Hah, kemana Al?" Al adalah sapaan atau panggilanku untuk Ancala.
"Rencana sih mau muncak ke Lawu, tapi kalau kamu ikut nanti kita cari gunung yang nggak terlalu tinggi aja. Gimana?"
"Tapi'kan kamu tau aku nggak pernah naik gunung. Kayanya kamu salah deh kalau ngajak aku."Â
"Gapapa, kalau capek ya kita tinggal berhenti aja, istirahat." bujuknya.
"Ya udah, tapi kamu coba izin ke Ayah Bunda aku dulu ya."
"Oke deh."