1. Tema
Tema dari cerpen tersebut adalah Patah Hati
Kalimat yang menunjukkan tema tersebut:
Sepanjang langkah kakiku menuju asrama aku hanya bisa terdiam. Memang aku pernah ditolaknya. Menyakitkan. Kemudian kutahu ia bersama gadis lain.
2. Alur/Plot
Alur yang terdapat pada cerita tersebut menggunakan alur maju, karena peristiwa yang terjadi pada cerita berjalan sesusai waktu tanpa adanya cerita tentang peristiwa di waktu sebelumnya atau yang pernah terjadi sebelumnya.
Kalimat yang menunjukkan alur tersebut:
Kami terdiam hingga bel masuk berdering. Sesaat kemudian Ibu wali kelas memasuki ruang kelasku. Seorang gadis berambut panjang dengan bola mata cokelat terang yang tak pernah kulihat sebelumnya berjalan perlahan mengikuti langkah beliau.
3. Penokohan
a. Aku (Dinda)
-Tegar
Aku menarik napas dalam-dalam sebelum menghempaskannya. Dira menyadarkanku. Kemudian kutebar senyum padanya sebagai tanda aku baik-baik saja.
Kusambut pagi ini dengan keceriaan. Aku tak ingin meninggalkan kesan bahwa jiwaku terluka.
-Setia kawan
Tetapi, sebagai sahabat yang baik kau akan tetap ada untuknya seperti apa pun dia, bukan?
-Melankolis
Kini ia telah bahagia bersama sosok lain yang menempati hatinya. Mungkin aku juga telah dilupakannya.
b. Dira
-Pendiam
Setiap kali aku mengajaknya bicara panjang lebar atau menanyakan sesuatu, ia hanya menjawab seperlunya. Bahkan tak jarang ia hanya menjawabnya dengan senyum.
-Penyayang
Dira terus menenangkanku hingga kita terlelap.
-Suka membantu
Sesampainya di kamar, aku dibantu Dira membereskan semua barangku yang harus aku bawa esok hari.
-Ramah
Aku terus memperhatikannya hingga ia melihat ke arahku seraya tersenyum manis dan menjabat tanganku.
c. Putra
-Melankolis
“Din, aku bahagia dapat mengenalmu. Tak ada gunanya lagi aku minta maaf sekarang. Aku yakin sakit hatimu tak akan pernah reda sebanyak apapun aku memohon untuk kau maafkan. Aku memang bodoh. Terlalu sering membuatmu terluka. Kau yang seharusnya kujaga.”
4. Latar/Setting
a. Latar Tempat
-Di kelas
Gadis itu berdiri di depan kelas dan memperkenalkan dirinya, sebagaimana seorang murid baru.
-Di kamar
Sesampainya di kamar, aku dibantu Dira membereskan semua barangku yang harus aku bawa esok hari.
b. Latar Waktu
-Pagi hari
Kusambut pagi ini dengan keceriaan. Aku tak ingin meninggalkan kesan bahwa jiwaku terluka.
-Sore hari
Ketika mentari sudah berjalan kembali menuju peraduannya, semburat merah yang mewarnai langit yang semakin gelap.
-Malam hari
Mataku masih terjaga hingga tengah malam.
c. Latar Suasana
-Sedih
Bahkan jika dia sering membuatmu berurai air mata sepanjang malam.
-Tenang/hangat
Aku yang baru saja datang disambut dengan senyum hangat seseorang yang selalu duduk di belakangku. Senyumnya yang masih lekat dalam ingatanku.
5. Sudut Pandang
Dalam cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama. Karena tokoh yang ada pada cerpen tersebut berperan sebagai “Aku” merupakan pelaku utamanya.
Seseorang memanggilku dan membuat langkahku terhenti. Aku pun menoleh. Kudapati Dira berlari dari kejauhan.
6. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami. Ada beberapa kalimat yang menggunakan perumpamaan ataupun makna-makna lain, contohnya:
- Bias sinar mentari menyusup di antara celah pepohonan di dekat kelasku,
- Ketika mentari sudah berjalan kembali menuju peraduannya, semburat merah yang mewarnai langit yang semakin gelap.
7. Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah:
- Hargailah perasaan orang yang menyayangimu.
- Bersikaplah ramah pada semua orang.
- Janganlah menyakiti hati seseorang karena suatu saat akan ada balasannya.
- Terimalah keadaan yang menimpamu dengan lapang dada.
- Tersenyumlah, karena tersenyum lebih baik daripada bersedih.
Nama : Sinta Widianingrum
Guru Pembimbing : R. A. Aria W. K. (@ariaawk)
Judul Cerpen : Dariku Untukmu
Pengarang Cerpen : Fatma Roisatin Nadhiroh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H