Momen wisuda merupakan salah satu hal yang membanggakan dan bahagia dalam hidup. Acara wisuda ini adalah salah satu perwujudan juga sebagai bukti perjuangan untuk melewati masa pendidikan. Tak jarang acara ini juga membutuhkan kehadiran dari orang-orang terdekat sebagai salah satu momen yang harus dinikmati bersama-sama.
Salah satu hal yang menarik yaitu kenapa para wisudawan memakai toga dan dalam acaranya pun terdapat seremonial pemindahan tali toga? Apakah makna tersembunyi dibalik semua itu ? simak penjelasanya ya.
Toga sendiri dahulunya mulai berkembang pada masa Romawi. Toga yang dikenakan biasanya berbentuk mantel wol tebal dan dipakai setelah menggunakan cawat atau celemek. Hingga saat ini, toga dianggap sebagai satu-satunya busana yang pantas dikenakan di luar ruangan. Toga ini berasal dari bahasa latin "Tego" atau "penutup".Â
Pada masa ini, toga berbentuk kain sepanjang 6 meter yang dililitkan ke tubuh. Seiring berjalannya waktu, pemakaiannya mulai bergeser dari pakaian sehari-hari menjadi pakaian formal seremonial seperti acara wisuda.Â
Dalam perkembangannya, toga ini yang awalnya hanya kain panjang kini di modifikasi menjadi semacam jubah.Â
Dalam budaya Eropa, kostum wisuda ini disebut gown dan topinya yang berbentuk bujur sangkar disebut mortarboard atau graduate cap atau black cap. Modifikasi dengan penambahan komponen tali ini diduga berasal dari tradisi orang Amerika. Dan sampai saat ini, kostum toga ini dijadikan salah satu kostum wajib dalam proses kelulusan.
Tentunya tak asing lagi dengan bentuk toga dan warna yang identiknya hitam. Di balik semua itu, ternyata ada makna tersendiri loh, ini dia penjelasannya !
Pertama, Topi persegi melambangkan sudut pandang maksudnya setelah lulus nanti atau dalam menjalani kehidupan di harapkan para wisudawan mampu dan dituntut untuk selalu berpikir rasional jangan sampai setelah kelulusan ini pikiran serta perbuataannya masih sempit dan labil.
Kedua, Pemindahan tali toga dari kiri ke kanan diibaratkan sebagai otak dimana pada awal kuliah mahasiwa menggunakan otak kiri yang berhubungan dengan materi, penalaran, dan bahasa.Â
Ketika dipindahkan ke kanan otomatis akan berhubungan dengan imajinasi, kreativitas dan inovasi yang diharapkan mampu menjadi bekal dalam kehidupan nantinya dan keduanya harus seimbang.Â