Mohon tunggu...
rdsinta
rdsinta Mohon Tunggu... Freelancer - Content writer

| Bacalah untuk upgrade dirimu | Double Degree S1 Farmasi dan Sastra Inggris 2022, aktif dalam penulisan konten tentang berbagai informasi yang unik, menarik dan kekinian di sekitaran masyarakat | Instagram : @rdsinta_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Childfree dan Mental Health

10 Februari 2023   11:00 Diperbarui: 10 Februari 2023   10:57 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Childfree ini jelas melanggar norma dan agama sebab memiliki anak adalah suatu anugerah dan kebahagiaan bahkan sebagai fitrah manusia.

Banyak penelitian yang menunjukkan hasil bahwa childfree ini bertolak belakang dengan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental salah satunya menganggap jika awet muda didapatkan dari childfree. 

Childfree ini dapat terjadi ketika di keluarga ada yang mengalami gangguan mental serius yang menurun seperti skizofrenia, retardasi mental dan autism. 

Hal ini perlu di konsultasikan agar setiap pasangan siap atau tidak dalam memutuskan childfree. Namun ketika childfree ini akibat dari masalah emosional, ya solusi terbaik yaitu dengan membereskan masalah tersebut dan membicarakannya secara mendalam sampai selesai sehingga dari hasil berbagai pertimbangan tersebut bisa dipikirkan lebih dengan pikiran yang jernih. 

Berbagai langkah yang dapat ditempuh sebelum memutuskan untuk childfree agar pasangan benar-benar matang dan sadar atas pilihannya yaitu dengan healing atau mengobati dan konseling untuk memilih keadaan saat ini dan kedepannya akan bagaimana. 

Memiliki anak bukanlah suatu halangan yang perlu dan bukan suatu alasan dalam menjalani kehidupan justru dengan adanya keturunan ini bisa menghadirkan canda, tawa, penerus yang luar biasa dan penghibur disaat dunia mulai rumit. Walaupun memang konsekuensinya cukup berat tapi kesehatan mental menjadi utama. 

Dengan adanya keturunan kehidupan akan lebih lengkap dan sejahtera dibarengi dengan kesiapan yang benar dalam pola asuhnya agar apa yang diharapkan bisa terjadi secara jelas di masa mendatang. 

Pikirkan juga masa tua dengan adanya keturunan anak bisa menjadi menemani hidupmu dan mengerti dirimu nantinya karena semakin dewasa anak pula akan berkembang dari segi pola pikirnya. 

Sejatinya, dalam menjalani suatu hubungan pernikahan memang perlu perencanaan yang matang agar visi misi yang terjalin dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan sejahtera. Jadi, bagaimana dengan childfree? Jangan sekedar ikutan tren saja tetapi tidak tahu dampak baik dan buruknya di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun