Pada masanya, Ranggawarsita hidup dalam situasi sosial yang penuh tekanan, di mana rakyat Jawa mengalami penderitaan di bawah penjajahan kolonial. Konsep Ratu Adil yang ia cetuskan bukan hanya sekadar gagasan kepemimpinan yang ideal, tetapi juga merupakan inspirasi bagi rakyat yang tertindas untuk tidak kehilangan harapan.
 Ratu Adil menjadi simbol perlawanan pasif dan ketahanan batin, sebuah pesan bahwa penderitaan yang mereka alami pada suatu saat akan berakhir dan keadilan akan ditegakkan oleh sosok pemimpin yang bijaksana.
Pandangan Ranggawarsita tentang Zaman Kaliyuga dan Misi Ratu Adil
Dalam pandangan Ranggawarsita, dunia tengah berada di zaman Kaliyuga, yang juga dikenal sebagai zaman kegelapan atau zaman penuh godaan. Ini adalah masa di mana nilai-nilai kebajikan sulit ditemukan, dan ketidakadilan berkuasa.
 Di tengah zaman ini, Ratu Adil memiliki misi untuk membawa manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Ratu Adil dipercaya akan mengubah keadaan dari zaman Kaliyuga menuju zaman keemasan atau kesejahteraan, dengan menegakkan moralitas dan keadilan.
Secara keseluruhan, Ratu Adil dalam pandangan Ranggawarsita adalah lebih dari sekadar pemimpin fisik; ia adalah simbol kesempurnaan jiwa dan penjaga harmoni semesta, yang muncul pada saat genting untuk memulihkan keadilan. Konsep ini masih relevan dalam masyarakat Jawa hingga saat ini, terutama dalam harapan akan kepemimpinan yang mementingkan nilai-nilai moral dan spiritual, bukan sekadar kekuasaan.
How
konsep Ratu Adil menurut Raden Ngabei Ranggawarsita memuat pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan spiritual, dengan fokus pada transformasi moral, konsep waktu siklik, dan kepemimpinan yang menyatukan serta melampaui kepentingan duniawi. Berikut beberapa wawasan tambahan mengenai Ratu Adil menurut pandangan Ranggawarsita:
Ratu Adil sebagai Pemimpin Transformasional
Ratu Adil bagi Ranggawarsita bukan hanya seorang pemimpin yang adil, tetapi sosok transformasional yang membimbing masyarakat menuju pencerahan kolektif. Pemimpin ini adalah katalisator perubahan yang memprioritaskan kesejahteraan jiwa masyarakat, bukan hanya kondisi fisiknya.Â
Dalam pandangan ini, Ratu Adil mendorong pertumbuhan pribadi dan komunal dengan menegakkan prinsip-prinsip etis yang akan menciptakan masyarakat yang lebih spiritual.Â