Begitulah menurut petugas Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam wawancara dengan tim Kompas.com pada tahun 2019 silam.
Selain itu, petugas YLKI pun mengatakan bahwa dari 25 sampel makanan yang kerap ditemui di warung atau pun supermarket, bukan tidak mungkin dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki penyakit gula atau diabetes.
Pun balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Padahal, kelompok orang-orang itu sangat rentan terhadap gula, apalagi pemanis buatan.
Rasa manis menjadi kesukaan dan pilihan banyak orang, salah satunya karena bisa membuat mood menjadi lebih baik.
Meskipun begitu masyarakat telah menyadari bahwa mengonsumsi makanan manis yang berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit.
Kementerian Kesehatan RI menetapkan anjuran batasan konsumsi gula per orang per hari yaitu 50 gram (setara dengan 4 sendok makan). Tapi, ingat bahwa gula bisa ada di mana-mana, jadi harus lebih bijak memperhatikan komposisi makanan ya.
Lalu apakah produk "Sugar Free" dan "Less Sugar" aman dikonsumsi oleh masyarakat ?
Intinya jika kita mengkonsumsi produk apapun dengan berlebihan, pastinya suatu saat akan membahayakan untuk kesehatan.
Maka dari itu, bijak-bijaklah dalam mengkonsumi produk pangan apapun, termasuk produk olahan pangan manis yang mengandung gula alami ataupun pemanis buatan, mau yang di klaim label “Sugar Free” atau pun “Less Sugar”.
Jangan mudah tergiur dengan label dan slogan promosi yang masif. Selektiflah melihat label kemasan, komposisi, dan tabel AKG pada kemasan produk pangan yang akan dikonsumsi. Sebelum konsumsi cek juga aturan pakai dan konsumsinya ya.
Semoga kita bisa lebih bijak lagi dalam mengkonsumsi makanan dan minuman olahan yang Sugar Free ataupun Less Sugar ya. Konsumsilah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Karena yang berlebihan itu tidak baik.
Salam sehat untuk kita semua. Sampai berjumpa kembali di ulasan selanjutnya.
Referensi :
DetikHealth (2019). detikHealth 2019 diakses 10 Juni 2023.