Mohon tunggu...
Sinta aprilianti
Sinta aprilianti Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi unukase

Sabar adalah kunci dari segala kesuksesan dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

28 Oktober 2019   23:24 Diperbarui: 28 Oktober 2019   23:27 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu

Beberapa belas tahun yang lalu , kau melahirkanku ke dalam dunia ini dengan penuh perjuangan melawan maut.

Ibu

kau memeluk erat tubuhku , 

kau membelai lembut kepalaku , 

kau mencium mesra keningku , 

kau salurkan kehangatanmu melalui kasih dan sayangmu. 

Ibu

seiring berjalannya waktu , kini aku yang dulunya hanyalah bayi kecil yang mungil telah menjadi seorang wanita yang bertumbuh dewasa. 

Ibu

selama ini tanpa mengeluh kau telah merawatku , kau telah membesarkanku , kau telah membimbingku dan kau telah mengajarkanku banyak hal. 

Ibu

selama ini tanpa pamrih kau telah mengorbankan segalanya untukku dan kau telah memperjuangkan banyak hal untukku. 

Ibu

Kau pun tanpa menuntut balas telah rela mempertaruhkan nyawamu demi melahirkanku. 

Tetapi

Aku sering membuatmu marah dengan segala tingkah membrontakku , 

Aku sering membuatmu kecewa dengan prilaku tidak baikku , 

bahkan aku pernah membuatmu menangis dengan segala kebodohanku. 

Ibu

seribu kata maaf pun aku tau takkan mampu mengobati setiap luka dalam hatimu , 

sejuta tangis pun takkan mampu menggantikan setiap derai air matamu yang telah menetes dimatamu. 

maka dari itu

ijinkan aku untuk melakukan berbagai hal yang akan membuatmu bahagia. 

ijinkan aku untuk memperjuangkan segalanya yang membuatmu banggga. 

ijinkan aku untuk terus maju dan menemukan titik dimana semua lukamu tertutupi dengan segala kebahagiaan dan kebanggaanmu terhadapku. 

Ibu

doakan aku yang saat ini berada jauh darimu demi menuntut ilmu dan mencapai citaku. 

Ibu

doakan aku yang saat ini sedang berjuang untuk menutupi setiap lukamu yang pernah ku goreskan dulu. 

Ibu 

doakan aku agar kelak aku bisa membuat tangismu hanyalah tangis bahagia. 

Ibu

aku menyayangimu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun