Mohon tunggu...
SINTA DWI AYU PITALOKA
SINTA DWI AYU PITALOKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA

perkenalkan nama saya sinta dwi ayu pitaloka saya semester 1 dari universitas 17 agustus 1945 surabaya fakultas ilmu sosial dan politik , hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intelegensi Anak

29 Oktober 2023   17:46 Diperbarui: 29 Oktober 2023   17:48 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

judul :Faktor - Faktor psikologis yang mempengaruhi intelegensi anak
latar belakang : Intelegensi mempunyai arti berasal dari bahasa latin "Intelegensia" "inter" (diantara), "Lego" (memilih). Inteligensi atau bahasa Inggris nya "Intelligence" yang artinya kecerdasan atau kepandaian.Intelegensi juga merupakan Kemampuan dalam berfikir dan belajar, memecahkan masalah,dan kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan baru. Dalam arti luas, inteligensi adalah kemampuan mencapai prestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sedang dalam arti sempit, inteligensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah. Inteligensi dalam pengertian sempit mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.

Intelegensi juga dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu faktor bawaan atu genetik dan faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dalam intelegensi pada belajar anak yaitu kecenderungauntuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu , kemampuan untuk mengadakan penyesuan dengan maksud mencapai tujuan , kemampuan oto -- kritik serta seseorang yang memiliki intlegensi tinggi cenderung memiliki perbedaan dan kelebihan dalam menanggapi sesuatu permasalahan demi mencapai tujuan nya.

Teori kecerdasan majemuk dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecerdasan manusia adalah kombinasi dari berbagai kemampuan umum dan spesifik. Teori ini berbeda dengan konsep kecerdasan IQ yang hanya melibatkan kemampuan bahasa, logika matematika, dan spasial

 

1.Kecerdasan Interpersonal . Mereka adalah para psikolog, pemimpin, konselor, dan sebagainya.
2.Kecerdasan Kinestetik atau Fisik Mereka cocok untuk berprofesi sebagai atlet, artis film , penari, dan sebagainya.

3.Kecerdasan Interpersonal-Mengenal Diri Sendiri. Contohnya Para Penyair ,pendongeng, sastrawan dan sebagainya.

 4.Kecerdasan Musik , yaitu kemampuan sensitif terhadap bunyi dan cepat mempelajari berbagai lagu, jenis music, dan alat musik. Mereka adalah para komposer, penyanyi, dan para pemain music.
5.Kecerdasan Mempelajari Alam , kapasitas untuk cepat mempelajari fenomena alam, mengamati dan membaca kehidupan tumbuhan dan binatang , dan gemar terhadap kegiatan pencinta alam. Mereka adalah para petualang dan aktivis lingkungan hidup.
6.Kecerdasan Logika-Matematika , yaitu kemampuan yang ditandai dengan kecepatan dalam mempelajari angka, pandai mengelompokkan, membuat hipotesis, dan berfikir logis. Mereka adalah para ilmuwan, filosof, ahli matematika, dan programmer computer.

7.Di samping ketiga ciri kecerdasan spiritual ini, Robert A. Emmons, sebagaimana dikutip oleh Rakhmat 6, mengemukakan lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual, yaitu :

 a. Memiliki kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material .
b. Memiliki kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak .
c. Memiliki kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari .
d. Memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat menyelesaikan masalah .
e. Mampu berbuat baik .

Selanjutnya di tahun 1955 Wechsler menciptakan tes inteligensi untuk orang dewasa yang dikenal dengan WechslerAdultIntelligence Scale yang dikenal dengan tes WAIS. Tes inteligensi terus mengalami perkembangan.

1. Tes Inteligensi berdasarkan usia

a. Tes inteligensi untuk anak-anak : WPPSI, WISC, CPM, TES BINET

b. Tes inteligensi untuk dewasa : WBIS, WAIS, IST, FRT, SPM,

APM, PM-60, CFIT

2. Tes Inteligensi berdasarkan jumlah peserta

a. Tes inteligensi individual : WPPSI, WISC, WBIS, WAIS,

BINET

b. Tes inteligensi kelompok : CPM, IST, FRT, SPM, APM, PM-

60, CFIT

3. Tes Inteligensi berdasarkan aspek-aspek yang dapat diungkap

a. Penalaran verbal

b. Penalaran kuantitatif

c. Penalaran visual abstrak

d. Memori

e. Sequantial Processing Scale

f. Simultaneous Processing Scale

 

            Pembicaran mengenai tes inteligensi secara mendalam dikaji khusus dalam psikodiagnostik dimana seorang psikolog dan atau orang yang ahli/berkompeten dalam pelaksanaanya. Unit skala yang digunakan untuk menunjukkan skor inteligensi ini disebut IQ . Berdasarkan hasil pengukuran atau tes inteligensi terhadap sampel yang dipandang mencerminkan populasinya.

Meningkatkan serta mengembangkan kecerdasan anak 

1. Membangun interaksi

Membangun ikatan antara orang tua dan anak adalah kunci utama dalam

meningkatkan IQ anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak dan mendengarkan

anak berbicara, serta memberinya dorongan dan kesempatan untuk mengekspresikan diri

dengan jujur dan terbuka.

Selain itu, juga bisa merangsang kecerdasan anak dengan mengajaknya bermain, misalnya

dengan bermain catur.

2. Membacakan buku cerita

Membacakan buku cerita atau dongeng dapat membentuk ikatan emosional dengan

anak. Selain itu, melalui buku cerita atau dongeng, orang tua juga dapat mengajari anak

tentang nama dan warna benda, mendorong anak lebih aktif berbicara, memperkaya

kosakata anak, serta merangsang daya imajinasi dan kreativitasnya.

3. Memuji proses belajar anak

Orang tua yang selalu memuji anak karena upaya dan kegigihannya dalam

memecahkan masalah, cenderung memiliki motivasi lebih baik di sekolah. Oleh karena itu,

orang tua sebaiknya tidak hanya memerhatikan hasil belajar dan nilai pelajaran anak di

sekolah, namun juga usaha, cara, dan proses belajar anak.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi

 

Faktor Bawaan

Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan

genetik oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai pada saat terjadinya pembuahan, yaitu

ketika sel reproduksi perempuan yang disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi laki-laki

yang disebut spermatozoon.

Faktor Lingkungan 

Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada di luar diri individu. Tingkat pendidikan orangtua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak.Pekerjaan dan penghasilan orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga. Keluarga dengan status ekonomi tinggi memungkinkan untuk memberikan asupan makanan bergizi tinggi pada anak-anaknya. Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik serta kecerdasan anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Orang tua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang keinginan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal. Wujud kedua adalah budaya sebagai suatu aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan masyarakat. Sistem sosial ini berhubungan dalam kurun waktu tertentu dan membentuk suatu pola tertentu. Kebudayaan ini berupa benda-benda yang dapat dilihat, diraba, atau difoto. Adanya nilai-nilai dalam masyarakat memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik atau penting dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat, pelanggar norma akan mendapatkan sanksi sosial dan psikologis serta merasa malu. Anak pertama cenderung mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki prestasi yang baik. Anak tengah lebih mudah bergaul dan memiliki rasa setia kawan yang tinggi. Mereka cenderung memiliki kemampuan dalam bersosialisasi. Anak tengah sering menjadi mediator dan pencinta damai.
Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Oleh karena mereka sering dianggap sebagai anak bawang, si bungsu cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama.

Pengaruh Inteligensi pada Belajar
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah inteligensi merupakan salah satu masalah pokok. Oleh karena itu, peranan inteligensi dalam proses pendidikan ada yang menganggap demikian pentingnya sehingga dipandang menentukan dalam hal berhasil atau tidaknya seseorang dalam hal belajar, sedangkan pada sisi lain ada juga yang menganggap bahwa inteligensi tidak terlalu mempengaruhi dalam hal belajar.

1. Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu. Makin cerdas seseorang, akan makin cakaplah dia membuat tujuan sendiri, tidak menunggu perintah saja. Semakin cerdas seseorang, maka dia akan makin tetap pada tujuan itu, tidak mudah dibelokkan oleh orang lain dan suasana lain.


2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud mencapai tujuan. Jadi makin cerdas seseorang dia akan makin dapat menyesuaikan cara- cara menghadapi sesuatu dengan semestinyadan makin dapat bersikap kritis.


3. Kemampuan untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Makin cerdas seseorang makin dapat dia belajar dari kesalahannya, kesalahan yang telah dibuatnya tidak mudah di ulang lagi.


4.Seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi cenderung memiliki perbedaan dan kelebihan dalam menanggapi sesuatu permasalahan demi mencapai tujuannya. Pelajar yang memiliki inteligensi tinggi dalam proses belajar, dia akan lebih mudah mengatasi masalahnya dan cenderung bisa mencapai tujuan pembelajaran. Berbeda dengan IQ di bawah 70 Anak yang memiliki skor IQ di bawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak jenius.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun