YaĀ itulah kamu! Dinasehati malah berdalih. Bapak tidak pernah mempermasalahkan rengking kelas. Tapi Bapak hanya tak mau anak-anak Bapak jadi jongosnya Cina, gedibalnya Arab. Lagipula, adikmu itu dapat sponsor di Cambridge, sekolah tinggi di negerinya Lady Di, di luar negeri.
Maafkan aku, Bapak, Ibu.
Ā
*
Ā
Aku berusaha tersenyum menyudahi percakapan di ruang tamu itu. Di luar sana, senja dari jendela kaca semakin tua. Pekat pun meraja. Awan sisik tersedot cakrawala, keabu-abuan.
Langkah kaki membawaku ke dalam kamar. Duduk aku di bibir ranjang. Koper metalik beroda empat menyambutku dengan pongah. Ada tenaga yang menggerakkanku mendekatinya, menariknya ke dekat lemari.
Aku berkemas.
Ā
*
Ā