Mohon tunggu...
ANNA JULIANTO
ANNA JULIANTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa

orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pulang

1 Juni 2019   22:45 Diperbarui: 1 Juni 2019   23:10 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari setelah sholat subuh Budi mengayuh sepeda tua warisan almarhum sang ayah dari kos-kosan di daerah Laweyan, Solo menuju pasar Gede tempat grosir pedagang buah untuk membeli buah salak yang nanti akan dijual lagi. 

Budi adalah penjual buah keliling yang tiap hari berkeliling menjajakan buah ke seluruh antero kota Solo, buah yang di jajakan tergantung musim dan juga tergantung feeling dia dan dia dalam sekali jualan hanya menjual satu jenis buah saja yaitu kalau tidak buah salak saja, dia akan jual buah jeruk saja tergantung mana yang lagi musim karena kalau pas musim harga buah jadi lebih murah sehingga modal yang dibutuhkan sedikit dan untung bisa lebih besar.

Budi adalah pemuda miskin dari sebuah desa di Wonogiri yang jaraknya sekitar 30 Km arah selatan Kota Solo merantau ke kota solo sudah lebih dari 3 tahun dan di kota solo dia tinggal dalam satu kamar kos yang diisi 4 orang yang semuanya adalah tetangga di desanya. Tempat kos Budi adalah rumah kuno milik seorang duda pensiunan pegawai negeri sipil yang juga tinggal di rumah tersebut. Di dalam rumah kos tersebut hanya terdiri dari 5 kamar kos saja yang disewakan dan penghuninya beragam pekerjaan, ada yang jadi penjual bakso keliling, ada yang jadi satpam super market, ada yang jadi cleaning servis, ada yang penjual makanan keliling dan sedangkan budi serta teman-temannya adalah penjual buah keliling.

Biaya kos di rumah ini sangat murah karena cuma 250 ribu per bulan untuk satu kamar dan pemilk kos termasuk orang sabar karena jika jatuh tempo pembayaran uang kos dan ternyata penghuni kos belum punya uang maka pemilik tidak mengusir dan masih memberi tenggang hingga berminggu - minggu.

Pemilik kos bernama bapak Joyo, dia membuat rumahnya jadi tempat kos bukan karena butuh uang tapi butuh teman untuk ngobrol dan main catur jadi di rumahnya tidak ada tanda "menerima kos", karena kebanyakan yang tinggal di kos tersebut adalah penghuni yang lebih dari 5 tahun dan semuanya masih bertetangga di desanya jadi yang jadi penghuni baru adalah karena rekomendasi dari penghuni sebelumnya. 

Pak Joyo menjadikan rumahnya menjadi kos semenjak isrerinya meninggal dan anak semata wayangnya tinggal jauh di Jakarta beserta suami serta anak- anaknya. Sebenarnya anaknya menyarankan untuk mengontrakan saja seluruh rumahnya dan pak Joyo tinggal bersamanya, tapi pak Joyo menolaknya karena tidak mau merepotkan anaknya dan tidak mau meninggalkan rumah yang sudah ditinggali puluhan tahun dan juga tidak mau meninggalkan teman dan tetangganya meski sudah banyak teman ataupun tetangganya yang meninggal dunia.

Hari ini hari terakhir di bulan ramadhan, Budi melihat isi dompetnya dan menghitung jumlah uangnya ternyata hanya tinggal 90 ribu rupiah yang merupakan hasil dagangnya dan bulan ramadhan kali ini banyak sekali cobaan yang dia hadapi dari penjualan yang kurang memuaskan sehingga banyak buah yang tidak laku dan akhirnya busuk, dan juga ban sepedanya harus diganti dua -duanya belum lagi dia harus ke dokter karena sakit.

Suasana kos sore hari ini sudah sepi hanya ada pak Joyo yang lagi nonton TV di ruang tengah. dan saat itu Budi tengah duduk di depan kamarnya dan tahu ada Budi yang masih berada di rumah maka pak joyo menghampirinya dan berkata" Lho mas Budi kok tidak Pulang kampung?

Budi: "Iya Pak mungkin saya tidak pulang karena uang saya lagi mepet"

Pak Joyo: " Apa mau pinjam uang?"

Budi: " Oh Tidak terima kaih pak"

Pak Joyo: "Janganlah uang jadi sebab untuk tidak pulang kampung karena kehadiranmu saat Idul Fitri itu sangat dinantikan Ibumu, Ibumu akan mengkhawatirkanmu jika kamu tidak pulang dan beliau akan sangat bersedih kalau kamu tidak pulang".

Lalu pak Joyo duduk dekat Budi dan bercerita: " Aku buka kos -kosan ini karena istriku sudah tidak ada dan aku sangat mencintainya sehingga sulit melupakannya hingga aka bersumpah tak akan menikah lagi dan juga anakku tinggal sangat jauh dan aku butuh teman ngobrol dan juga agar kalau sakit tiba -tiba atau bahkan kalau saya meninggal jasad bisa diketahui dengan cepat karena aku tidak ingin seperti berita di koran yang memberitakan penghuni rumah yang tinggal sendirian kemudian mati mendadak dan baru ketahuan beberapa hari kemudian karena adnya bau busuk mayat yang dikeluhkan tetangganya".  

Kemudian pak Joyo mengeluarkan 2 lembar uang seratusan ribu dikasihkan kepada Budi tapi Budi menolaknya, Budi berkata: "Maaf Pak terima kasih telah memberi saya uang tapi mohon maaf saya menolak karena bapak telah banyak membantu saya dan kata-kata bapak telah mengingatkan saya bahwa saya masih memiliki Ibu yang harus saya temui dan Insya' Allah nanti habis Isya' saya akan berangkat pulang". 

Maka dengan diiringi deru angin malam dan takbir di dari masjid - masjid budi terus mengayuh sepedanya dan waktu menjelang subuh sampailah dia di kampungnya tapi dia tidak pulang ke rumahnya tapi mampir ke masjid karena dia tidak mau membangunkan Ibunya.

Dan tatkala adzan subuh berkumandang nampaklah sosok wanita Tua yang sudah sangat dirindukannya yaitu Ibunya sebelum sempat berucap Ibunya sudah menyapanya dulu: "kamu kok tidak langsung ke rumah?"

Budi: "Maaf bu takut mengganggu tidur Ibu"

Sambil mencium tangan Ibunya, Budi berkata: "Maaf tidak bawa apa -apa"

Ibunya menyahut: "Tidak masalah sebab kedatanganmu telah membuat senang hati Ibu"

Dan setelah selesai sholat subuh berjamaah Budi dan Ibunya pulang ke rumah.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun