Pak Joyo: "Janganlah uang jadi sebab untuk tidak pulang kampung karena kehadiranmu saat Idul Fitri itu sangat dinantikan Ibumu, Ibumu akan mengkhawatirkanmu jika kamu tidak pulang dan beliau akan sangat bersedih kalau kamu tidak pulang".
Lalu pak Joyo duduk dekat Budi dan bercerita: " Aku buka kos -kosan ini karena istriku sudah tidak ada dan aku sangat mencintainya sehingga sulit melupakannya hingga aka bersumpah tak akan menikah lagi dan juga anakku tinggal sangat jauh dan aku butuh teman ngobrol dan juga agar kalau sakit tiba -tiba atau bahkan kalau saya meninggal jasad bisa diketahui dengan cepat karena aku tidak ingin seperti berita di koran yang memberitakan penghuni rumah yang tinggal sendirian kemudian mati mendadak dan baru ketahuan beberapa hari kemudian karena adnya bau busuk mayat yang dikeluhkan tetangganya". Â
Kemudian pak Joyo mengeluarkan 2 lembar uang seratusan ribu dikasihkan kepada Budi tapi Budi menolaknya, Budi berkata: "Maaf Pak terima kasih telah memberi saya uang tapi mohon maaf saya menolak karena bapak telah banyak membantu saya dan kata-kata bapak telah mengingatkan saya bahwa saya masih memiliki Ibu yang harus saya temui dan Insya' Allah nanti habis Isya' saya akan berangkat pulang".Â
Maka dengan diiringi deru angin malam dan takbir di dari masjid - masjid budi terus mengayuh sepedanya dan waktu menjelang subuh sampailah dia di kampungnya tapi dia tidak pulang ke rumahnya tapi mampir ke masjid karena dia tidak mau membangunkan Ibunya.
Dan tatkala adzan subuh berkumandang nampaklah sosok wanita Tua yang sudah sangat dirindukannya yaitu Ibunya sebelum sempat berucap Ibunya sudah menyapanya dulu: "kamu kok tidak langsung ke rumah?"
Budi: "Maaf bu takut mengganggu tidur Ibu"
Sambil mencium tangan Ibunya, Budi berkata: "Maaf tidak bawa apa -apa"
Ibunya menyahut: "Tidak masalah sebab kedatanganmu telah membuat senang hati Ibu"
Dan setelah selesai sholat subuh berjamaah Budi dan Ibunya pulang ke rumah.
Â
Â