Teori tenaga kerja mencakup berbagai pendekatan untuk memahami hubungan antara tenaga kerja, ekonomi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa teori utama adalah:
Teori Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja: Menekankan keseimbangan antara penawaran tenaga kerja (pekerja) dan permintaan tenaga kerja (perusahaan) yang menentukan tingkat upah.
-
Teori Marjinalisme: Menyatakan bahwa upah ditentukan oleh nilai marjinal produk yang dihasilkan oleh pekerja, yaitu kontribusi pekerja terhadap produksi barang atau jasa.
Teori Modal Manusia: Berfokus pada pentingnya keterampilan, pendidikan, dan pelatihan dalam meningkatkan nilai tenaga kerja, yang berhubungan dengan upah yang lebih tinggi.
Teori Konflik Kelas: Menganggap hubungan antara pekerja dan majikan sebagai konflik, di mana pekerja dieksploitasi dan upah ditentukan oleh kekuatan tawar-menawar.
Teori Keseimbangan Generasi: Menjelaskan bagaimana pasar tenaga kerja beradaptasi dalam jangka panjang dengan perubahan jumlah tenaga kerja dan permintaan, dipengaruhi oleh faktor demografis dan tren ekonomi.
Teori Ekonomi Sistem Dual: Menyatakan bahwa pasar tenaga kerja terbagi menjadi sektor formal dan informal, dengan sektor formal menawarkan pekerjaan yang lebih stabil dan sektor informal menawarkan pekerjaan dengan kondisi lebih buruk.
Teori Upah Produktivitas
Teori upah produktivitas adalah salah satu konsep penting dalam ekonomi yang menjelaskan hubungan antara tingkat upah yang diterima oleh pekerja dengan tingkat produktivitas yang mereka capai. Inti dari teori ini adalah bahwa upah yang diterima oleh seorang pekerja cenderung mencerminkan kontribusi atau nilai tambah yang mereka berikan pada proses produksi.
Teori upah produktivitas mengaitkan tingkat upah dengan produktivitas tenaga kerja. Beberapa teori terkait adalah: