Di atas sudah dibahas tentang dana darurat secara sekilas. Dana darurat adalah hal fundamental dalam perencanaan keuangan. Dana darurat berfungsi untuk situasi-situasi darurat seperti terkena pemutusan hubungan kerja, laptop rusak, dan hal tidak terduga lainya. Jumlah dana darurat tergantung profil risiko, apakah kamu masih single, sudah menikah, atau sudah memiliki anak. Jumlah dana darurat yang harus dimiliki adalah sebesar 3 kali biaya hidup setiap bulan dan berlaku kelipatannya. Lebih besar lebih baik.
Dana darurat umumnya ditempatkan dalam produk ke dalam akun rekening bank ataupun reksadana pasar uang. Alasannya karena reksadana merupakan instrumen yang aman, likuid atau mudah dicairkan, dan mudah diakses dalam keadaan mendesak.
Setelah dana darurat terkumpul, maka selanjutnya adalah dana asuransi untuk proteksi. Asuransi yang paling utama dan wajib dimiliki adalah asuransi kesehatan. Untuk yang satu ini, umumnya sudah ditanggung perusahaan. Baik dari asuransi pemerintah seperti BPJS Kesehatan ataupun asuransi dari perusahaan swasta.
Biaya pengobatan yang mahal tentu bisa teratasi dengan adanya jaminan asuransi kesehatan. Jika kesehatan kamu memburuk, maka kamu bisa menggunakan alat proteksi yang satu ini. Tanpa harus mengorbankan aset yang sudah ditujukan untuk tujuan keuangan yang lain. Tentu, tidak semua biaya bisa ditanggung asuransi. Ada komponen biaya lain yang harus ditanggung secara mandiri.
Setelah memiliki dua hal tersebut, barulah memikirkan investasi untuk masa depan. Seperti dana membeli kendaraan, rumah pertama, dan dana pensiun. Sifatnya yang jangka Panjang membuat saham menjadi produk keuangan yang disarankan.
Untuk memilih produk keuangan maka kamu harus mengenal profil risiko, apakah konservatif, moderat, ataupun progresif. Apabila kamu orangnya tipe konservatif dan takut kerugian, maka pilihan produk keuangannya adalah Surat Berharga Negara Ritel dan Reksa Dana Pasar Uang. Apabila kamu setengah konservatif dan setengah moderat, maka pilihan produk keuangan yang disarankan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Apabila kamu adalah seorang moderat, kamu bisa memiliki produk keuangan Reksa Dana Campuran. Dan, apabila kamu seorang investor yang progresif, sudah berani mengambil risiko besar dan belajar untuk menganalisis sebuah perusahaan baik secara fundamental dan teknikal, maka pilihannya adalah saham dan trading.
Setelah mengetahui profil risiko, tidak ada lagi alasan untuk tidak memulai berinvestasi. Mengingat investasi adalah kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan. Investasi aman dilakukan bila kamu sudah memiliki dana darurat, dana proteksi, mengenal profil risiko diri sendiri, memilih perusahaan produk investasi yang sudah diawasi oleh negara, dan diversifikasi aset.
Agar terhindar dari investasi bodong maka Sobat Rupiah dan Kompasianer harus bijak dalam memilih produk investasi. Apa itu investasi bodong? Investasi bodong adalah investasi yang menjanjikan keuntungan dengan jumlah yang besar dalam waktu yang singkat.
Dalam perencanaan keuangan Sobat Rupiah dan Kompasianer harus terus membekali diri dengan ilmu pengetahuan seputar finansial. Investasi adalah proses yang panjang, jadi jangan tergiur dengan keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat. Menurut Satgas Waspada Investasi, kerugian masyarakat akibat investasi bodong di Indonesia mencapai Rp 92 triliun selama 10 tahun terakhir.
Ada dua ciri investasi bodong yang sangat mudah untuk dikenali. Pertama, investasi bodong menawarkan keuntungan yang tidak masuk akal dan dalam jumlah yang pasti.
Untuk menyikapinya, lakukan analisis teknikal dan fundamental pada saham perusahaan yang ingin kamu miliki. Informasi keduanya bisa di akses di website Bursa Efek Indonesia. Para investor di pasar modal harus belajar membaca laporan keuangan. Lakukanlah analisis dengan baik sehingga Sobat Rupiah dan Kompasianer akan mendapatkan keuntungan yang rasional. Ingat, high risk high return.