Mohon tunggu...
Sindi Urel
Sindi Urel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Namaku Sindi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Agama Dalam Menjamin Kebahagiaan

12 Desember 2024   08:38 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang meraih kekayaan, kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang yang berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit di antara mereka yang sukses duniawi, ternyata hidup menderita, bahkan hingga bunuh diri. Rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni hati yang sehat (qalbun salm); sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan mengikuti petunjuk Al-Quran. Agamalah yang menjadi pangkalnya. Agama telah lama dipandang sebagai salah satu pilar utama dalam pencapaian kebahagiaan hidup, baik dalam perspektif individu maupun masyarakat. Dalam banyak tradisi agama, kebahagiaan bukan sekadar pencapaian materi atau keadaan emosional sesaat, tetapi lebih pada kedamaian batin, hubungan yang harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama, serta penerimaan terhadap takdir hidup.

A.  Definisi Agama Dalam Menjamin Kebahagiaan

      Agama berperan dalam menjamin kebahagiaan dengan menyediakan pedoman hidup yang mencakup aspek spiritual, moral, sosial, dan emosional. Melalui ajaran dan praktik religius, agama membantu individu mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang holistik. agama menjamin kebahagiaan dengan menyediakan struktur spiritual, moral, dan sosial yang mendukung kesejahteraan individu dan komunitas. Ajaran agama membantu individu mencapai kedamaian batin, hidup secara etis, mendapatkan dukungan sosial, mengelola emosi, menemukan tujuan hidup, dan menjaga kesehatan, semua yang berkontribusi pada kebahagiaan secara keseluruhan.

B. Makna Kebahagiaan Menurut Pandangan Islam

1.) Kebahagiaan sejati tidak diukur dengan harta atau status sosial

Kebahagiaan sejati dalam Islam tidak hanya sekedar kesenangan atau kepuasan yang bersifat sementara. Melainkan,   kebahagiaan yang abadi dan tidak berubah, yang mencakup kebahagiaan di dunia dan akhirat

a. Kebahagiaan sejati dalam Islam tidak hanya sekedar kesenangan atau kepuasan yang bersifat sementara. Melainkan, kebahagiaan yang abadi dan tidak berubah, yang mencakup kebahagiaan di dunia dan akhirat.

b. Aktivitas yang Mendukung Kebahagiaan Sejati.

Aktivitas yang mendukung kebahagiaan sejati meliputi berbagi dengan sesama manusia, seperti pakaian, makanan, dan uang. Hal ini membantu meningkatkan hubungan antar manusia dan dengan Allah

2.)  Kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada ketenangan hati. Kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada ketenangan hati adalah konsep yang sangat penting dalam pandangan Islam. Berikut adalah penjelasan yang lebih komprehensif tentang hal ini:

a. Ketenangan Hati (Qalbun Salm)

Definisi: Ketenangan hati (qalbun salm) adalah keadaan hati yang tenang, damai, dan bebas dari kecemasan atau ketakutan. Ini merupakan sumber kebahagiaan yang autentik karena memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan Allah dengan lebih dekat dan tulus.

b. Sumber Ketenangan Hati

Iman dan Taqwa: Iman yang kuat dan taqwa (ketakwaan) adalah sumber utama ketenangan hati. Ketika seseorang memiliki iman yang kuat, dia akan lebih mudah menerima keputusan Allah dan lebih tenang dalam menghadapi tantangan hidup. Mengikuti Petunjuk Al-Qur'an: Mengikuti petunjuk Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW juga sangat penting. Petunjuk-petunjuk ini membantu seseorang untuk menjalani hidup dengan arah yang benar dan tidak terjebak dalam kebiasaan buruk.

c.  Hati yang sehat, atau qalbun salm, merupakan konsep penting dalam Islam yang menggambarkan hati yang bersih, tenang, dan tunduk kepada Allah. Berikut adalah beberapa aspek tentang bagaimana hati yang sehat dapat menjadi sumber kebahagiaan:

1. Ketundukan kepada Allah:

Orang yang memiliki qalbun salm selalu tunduk kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini menunjukkan kesetiaan dan kepatuhan yang tinggi, yang dapat membawa kebahagiaan dalam kehidupan

2. Ketidakmungkinan untuk merasa iri atau dengki:

Hati yang suci tidak merasa iri atau dengki terhadap kesuksesan atau nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Kondisi ini menghindarkan dari perasaan tidak puas dan meningkatkan kebahagiaan

3. Cinta dan rasa syukur kepada Allah:

Orang yang memiliki qalbun salm mencintai Allah dengan tulus dan bersyukur atas segala karunia dan ujian yang diberikan-Nya. Rasa syukur ini dapat meningkatkan kesenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

C. Konsep Kebahagiaan dalam Islam

 Kebahagiaan autentik adalah kebahagiaan yang asli atau sesungguhnya, muncul dari dalam diri manusia atas dasar usaha terus menerus untuk mencapainya

Martin Seligman dalam bukunya Authentic Happiness menyatakan bahwa kebahagiaan autentik adalah tujuan akhir dari segala aktivitas dan merupakan kebahagiaan asli yang adalah tujuan akhir kehidupan.

1.Nilai-Nilai Universal dalam Islam:

Dalam pandangan Islam, komitmen terhadap nilai-nilai universal seperti ash-shidq (kejujuran), al-amnah (terpercaya), al-'adlah (adil), al-urriyyah (kemerdekaan), al-muswah (persamaan), tanggung jawab sosial, at-tasmu (toleransi), kasih sayang, tanggung jawab lingkungan, tabdul-ijtima' (saling memberi manfaat), dan at-tarum (kasing sayang) adalah syarat mutlak untuk memperoleh kebahagiaan

2. Kaitan dengan Kebahagiaan:

Nilai-nilai universal ini merupakan metode dan strategi untuk menggapai kebahagiaan. Membangun akhlak yang baik dan menjaga hati tetap suci melalui taubat, istighfar, membaca Al-Quran, berdoa, dan berdzikir adalah cara efektif untuk mencapai hati yang tenang dan bersih

3. Pengaruh pada Kebahagiaan:

Hati yang bersih dan berfungsi dengan baik bisa berhubungan dengan Tuhan pemilik kebahagiaan, Allah SWT. Dengan demikian, kebahagiaan dapat diraih kalau dekat dengan pemilik kebahagiaan itu sendiri

D. Jalan Menuju Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah tujuan universal yang dicari oleh banyak orang, tetapi sering kali tampak sebagai sesuatu yang sulit dicapai. Pada dasarnya, kebahagiaan bukan hanya tentang kondisi eksternal atau pencapaian material, melainkan lebih pada cara kita memaknai hidup dan mengelola perasaan, hubungan, dan pandangan kita terhadap dunia. Beberapa prinsip dan jalan menuju kebahagiaan dapat ditemukan dalam berbagai ajaran filsafat, agama, dan psikologi.

1. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW

Pentingnya Sunnah: Sunnah Rasulullah SAW merupakan pedoman hidup yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai contoh bagaimana seharusnya umat Islam menjalani kehidupan sehari-hari.

Contoh dan Perintah: Sunnah mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti ibadah, hubungan sosial, dan perilaku sehari-hari. Mengikuti sunnah membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperoleh kebahagiaan.

2. Melakukan Ibadah

Ibadah sebagai Kunci Kebahagiaan: Ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan. Ibadah membantu meningkatkan kesadaran akan kehadiran Allah dan memperkuat iman.

Manfaat Ibadah: Ibadah tidak hanya memberikan pahala di akhirat, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa dan kebahagiaan di dunia.

 3. Mengembangkan Akhlak yang Baik

Pentingnya Akhlak: Akhlak yang baik seperti kejujuran, terpercaya, adil, kemerdekaan, persamaan, dan lain-lain merupakan syarat mutlak untuk mencapai kebahagiaan.

Membangun Hubungan yang Baik: Mengembangkan akhlak yang baik membantu membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan meningkatkan rasa bahagia dalam interaksi sosial.

E. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah pengalaman subjektif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (dalam diri individu) maupun eksternal (lingkungan sekitar). Meskipun setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda tentang kebahagiaan, ada beberapa faktor yang secara umum dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang. Faktor-faktor ini tidak hanya mencakup aspek material, tetapi juga psikologis, sosial, dan spiritual.

1.) Faktor Sosiologis

1.Hubungan Sosial:

Hubungan positif dengan orang lain merupakan salah satu faktor terbesar yang membuat seseorang bahagia di tempat kerja. Sebanyak 47,2% responden dalam penelitian mengidentifikasi hubungan positif dengan orang lain sebagai faktor utama kebahagiaan di tempat kerja

2.Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja:

Kepuasan kerja dan loyalitas kerja juga mempengaruhi kebahagiaan di tempat kerja. Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan loyalitas kerja memiliki hubungan positif dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan.

2.) Faktor Psikologis

1.Emosi Positif dan Negatif:

Emosi positif seperti kegembiraan, kenyamanan, dan kepuasan hidup dapat meningkatkan kebahagiaan. Sementara emosi negatif seperti kesedihan, kecewa, dan stres dapat mengurangi kebahagiaan

2.Kognitif dan Afektif:

Kebahagiaan dapat dibagi menjadi dua komponen: afektif (pengalaman emosi) dan kognitif (kepuasan hidup). Komponen afektif melibatkan emosi positif seperti kesenangan dan kegembiraan, sedangkan komponen kognitif melibatkan kepuasan hidup dan domain kehidupan lainnya

3.Aktivitas Positif:

Aktivitas positif seperti absorpsi dan keterlibatan dalam kegiatan yang disukai dapat meningkatkan kebahagiaan. Seligman mendefinisikan kebahagiaan sebagai kombinasi antara emosi positif dan aktivitas positif

3.) Faktor Agama

1.Religiusitas dan Agama:

Religiusitas dan agama dapat mempengaruhi kebahagiaan. Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius. Agama memberikan harapan akan masa depan dan dapat mengurangi emosi negatif

2.Cinta kepada Allah:

Dalam pandangan Islam, kebahagiaan sejati dapat diperoleh dengan cinta kepada Allah. Mengingat Allah dengan rasa cinta terdalam dapat membawa kebahagiaan yang lebih mendalam. Kebahagiaan ini bersifat psikis dan batin, dan semakin dalam cintanya kepada Sang Pencipta, maka semakin berbanding lurus dengan kebahagiaan yang akan didapatkan

3. Hati yang Bersih:

Islam mengajari untuk bersuci, mengerjakan salat, membaca Al-Quran, mengingat Allah, dan melakukan amal saleh lainnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kunci kebahagiaan adalah hati yang bersih, yang dapat diperoleh dengan mencari rezeki yang halal dan bersikap qanaah (menerima apa pun pemberian Allah)

F. Contoh Kebahagiaan Dalam Islam

Kebahagiaan dalam Islam bukan sekadar berhubungan dengan kebahagiaan duniawi yang sementara, tetapi lebih kepada kebahagiaan yang bersifat abadi, yaitu kebahagiaan spiritual dan kedamaian batin yang berasal dari kedekatan dengan Allah (Tuhan) dan mengikuti petunjuk-Nya. Dalam Islam, kebahagiaan sejati adalah ketika seseorang dapat menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, mencapai kesejahteraan spiritual, dan mengupayakan perbaikan diri dalam aspek fisik, mental, dan sosial.

1.) Kebahagiaan di Dunia

1.Keseimbangan Hidup:

Islam mengajarkan untuk mencapai keseimbangan hidup yang sehat, baik secara fisik maupun spiritual. Pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani secara adil dapat membawa kebahagiaan di dunia. Misalnya, menjaga kesehatan jasad dengan makanan yang seimbang dan menjaga ruh dengan cahaya wahyu dari Allah SWT

2.Hubungan Sosial yang Sehat:

Kebahagiaan di dunia juga dapat diperoleh melalui hubungan sosial yang sehat. Membantu orang lain, memberikan kebaikan, dan memperkuat hubungan sosial dapat membantu seseorang merasa bahagia dan puas dengan hidupnya

3. Mengikuti Petunjuk Allah:

Mengikuti petunjuk Allah SWT dan menjalankan ajaran Islam secara kaffah adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan di dunia. Hal ini termasuk melakukan shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan memberikan sedekah

4.Jiwa Syukur dan Sabar:

Jiwa syukur dan sabar adalah kunci yang membuat seseorang bisa bahagia. Kriteria kebahagiaan di dunia juga meliputi memiliki pasangan hidup yang saleh, keturunan yang saleh, sahabat yang saleh, harta yang berkah, serta usia yang berkah.

2.) Kebahagiaan di Akhirat

1.Keridhaan Allah:

Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai dengan menjalin hubungan yang baik dengan Allah dan meraih keridhaan-Nya. Dalam QS Ar-Ra'd ayat 28, disebutkan bahwa dalam zikir kepada Allah, hati menjadi tenteram

2.Meninggal dalam Keadaan Husnul Khatimah:

Meninggal dalam keadaan husnul khatimah (dengan kebaikan) adalah salah satu kriteria kebahagiaan akhirat. Hal ini meliputi disambut malaikat rahmat, mendapatkan ampunan dan jaminan surga, bisa berkumpul di surga, hingga mendapatkan rida dari Allah SWT

3.Pahala dan Kenikmatan Abadi:

Allah berjanji akan tempatkan orang-orang yang beriman dalam surga dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Kebahagiaan di akhirat adalah kenikmatan abadi yang tidak dapat dipisahkan dari keridhaan Allah.

KESIMPULAN

Tujuan hidup manusia di dunia ini adalah memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang. Islam mengajari kita untuk hidup yang berkeseimbangan, sehingga kebahagiaan di dunia tidak harus dipertentangkan dengan kebahagiaan di akhirat.

Spiritualitas memiliki peran penting dalam mencapai kebahagiaan, baik dalam konteks Islam maupun psikologi positif.

Makna hidup ini merupakan fenomena yang murni bersifat perseptual dan harus ditemukan sendiri, bukan diberikan oleh pihak lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun